Mandiri realisasikan kredit infrastruktur Rp50 triliun
25 Juli 2016 18:58 WIB
Dirut Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo (kanan) menerima penghargaan untuk pelayanan perbankan terbaik, Golden Trophy for Banking Service Excellence dari CEO Marketing Research Indonesia (MRI) Harry Puspito di Jakarta, Kamis (2/6/2016) malam. Bank Mandiri juga meraih penghargaan Best Bank in Service Excellence untuk kesebelas kali secara berurutan berdasarkan survei Banking Service Excellence Monitor (BSEM) 2016 yang diselenggarakan MRI di Jakarta, Medan, Bogor, Tangerang, dan Malang. (ANTARA FOTO/Audy Alwi)
Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mengemukakan bahwa realisasi penyaluran kredit pada sektor infrastruktur telah mencapai Rp50 triliun dari plafon yang ditetapkan sebesar Rp90 triliun.
"Kredit infrastruktur itu salah satunya untuk perluasan pelabuhan Belawan, Makassar Newport dan Kuala Tanjung, Bandar Udara terminal III Ultimate Soekarno Hatta, dan beberapa ruas jalan tol," ujar Direktur Utama BMRI, Kartika Wirjoatmodjo di Jakarta, Senin.
Menurut dia, porsi penyaluran sektor infrastruktur itu tergolong besar yakni mencapai sekitar 15 persen dari total penyaluran kredit tahun ini.
Dalam penyaluran kredit infrastruktur, ia mengatakan bahwa Bank Mandiri turut serta mendanai proyek infrastuktur untuk pembangunan fiber optik di Kepualauan Riau, salah satunya disalurkan kepada PT Palapa Ring Barat senilai Rp 875 miliar.
Pada tahun 2017, ia menambahkan bahwa plafon kredit pada sektor infrastruktur akan ditingkatkan. Diharapkan, perekonomian dapat terus tumbuh sehingga dapat menjaga permintaan kredit.
Kartika Wirjoatmodjo juga mengatakan bahwa pihaknya merencanakan untuk menambah nilai penerbitan surat utang dengan mekanisme Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Tahap I 2016 menjadi Rp10 triliun dari rencana awal Rp5 triliun.
"Awalnya kami berencana menerbitkan PUB sebesar Rp5 triliun, kita lihat demand-nya baik," ujarnya.
Ia mengatakan bahwa penerbitan tersebut juga dapat untuk menjaga struktur pendanaan perseroan sekaligus sebagai penampung dana repatriasi dari hasil kepijakan amnesti pajak.
"Kredit infrastruktur itu salah satunya untuk perluasan pelabuhan Belawan, Makassar Newport dan Kuala Tanjung, Bandar Udara terminal III Ultimate Soekarno Hatta, dan beberapa ruas jalan tol," ujar Direktur Utama BMRI, Kartika Wirjoatmodjo di Jakarta, Senin.
Menurut dia, porsi penyaluran sektor infrastruktur itu tergolong besar yakni mencapai sekitar 15 persen dari total penyaluran kredit tahun ini.
Dalam penyaluran kredit infrastruktur, ia mengatakan bahwa Bank Mandiri turut serta mendanai proyek infrastuktur untuk pembangunan fiber optik di Kepualauan Riau, salah satunya disalurkan kepada PT Palapa Ring Barat senilai Rp 875 miliar.
Pada tahun 2017, ia menambahkan bahwa plafon kredit pada sektor infrastruktur akan ditingkatkan. Diharapkan, perekonomian dapat terus tumbuh sehingga dapat menjaga permintaan kredit.
Kartika Wirjoatmodjo juga mengatakan bahwa pihaknya merencanakan untuk menambah nilai penerbitan surat utang dengan mekanisme Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Tahap I 2016 menjadi Rp10 triliun dari rencana awal Rp5 triliun.
"Awalnya kami berencana menerbitkan PUB sebesar Rp5 triliun, kita lihat demand-nya baik," ujarnya.
Ia mengatakan bahwa penerbitan tersebut juga dapat untuk menjaga struktur pendanaan perseroan sekaligus sebagai penampung dana repatriasi dari hasil kepijakan amnesti pajak.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016
Tags: