Kereta Api Padang-Padang Panjang terkendala ketersediaan lokomotif
24 Juli 2016 21:23 WIB
ilustrasi: Petugas schowing melakukan pengecekan rangkaian Kereta Api (KA) kelas eksekutif sesaat sebelum berangkat menuju Surabaya guna menjalani uji mekanik dari Stasiun KA Madiun, Jatim, Jumat (13/5/2016). (ANTARA FOTO/Siswowidodo)
Padang (ANTARA News) - Pengembangan kereta api dari Padang menuju Padang Panjang terancam tidak dapat dilaksanakan karena lokomotif yang bisa melaju pada rel bergerigi ditanjakan Silaiang, sebelum masuk Padang Panjang, sudah tidak diproduksi lagi.
"Rel dari Kayu Tanam Kabupaten Padang Pariaman menuju Padang Panjang melewati Silaiang, memiliki tanjakan yang ekstrem, sehingga rel yang digunakan selama ini adalah rel bergerigi. Sayangnya lokomotif untuk rel itu sekarang sudah tidak ada yang membuat," kata Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Sumatera Bagian Barat, Makjen Sinaga di Padang, Minggu.
Menurutnya, alternatif yang bisa dilakukan jika lokomotif itu tidak bisa didapatkan adalah dengan membuat terowongan agar jalur lebih landai dan bisa dilewati oleh jenis lokomotif yang ada saat ini.
"Kami sebenarnya berharap agar PT Kereta Api Indonesia (KAI) mendapatkan lokomotif yang bisa melewati Kayutanam-Padang Panjang. Namun kalau tidak kami harus cari alternatif lain," sebutnya.
Menurutnya, saat ini pihaknya tetap melakukan aktivasi rel sesuai dengan target pemerintah pusat. Khusus untuk rel Kayu tanam-Padang Panjang sedang disiasati.
"Kami lihat nanti tergantung dengan kebijakan dari nasional, jika memang tidak ada lagi lokomotif yang mampu melewati jalur, itu mungkin kita buat rel melalui terowongan," tambahnya.
Selain itu, masih ada alternatif lain yang memungkinkan menurut dia, yaitu membuat lokomotif sendiri melalui PT Industri Kereta Api Indonesia (INKA) selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"INKA sudah mampu memproduksi kereta api dengan baik. Mungkin, INKA mampu membuat lokomotif bergigi," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi Dan Informatika, Amran mengatakan, rel kereta Kayutanam-Padang Panjang saat sudah menjadi ikon tersendiri dan sangat patut untuk dipertahankan agar rel itu dapat aktif lagi.
"Ini sekaligus bisa menjadi sebuah destinasi wisata baru di Sumbar," ujarnya.
Namun ia juga mengakui hal itu sulit terlaksana, karena informasi yang diperolehnya, lokomotif yang bisa melewati Kayutanam-Padang Panjang itu memang hanyalah kereta bergerigi, sementara kereta itu tidak diproduksi lagi saat ini.
"Informasinya dulu dibuat di Swiss, tapi sekarang tidak ada lagi. Kalau dimodifikasi lokomotif lama takutnya tidak aman," terangnya.
Pemerintah pusat telah berkomitmen untuk mengaKtifkan kembali kereta api di Sumbar. Bahkan, rel dari Sumbar akan dikoneksikan dengan Pekanbaru, Riau. Kebijakan itu sejalan dengan pembangunan trans Sumatera.
Saat ini, Balai Teknik Perkeretaapian sudah mengaktifkan sejumlah rel di Sumbar diantaranya, di Muaro Kalaban, Sawahlunto sepanjang 7 kilometer, Nareh-Sungai Limau sepanjang 6,7 kilometer. Serta peningkatan kapasitas rel jalur perintis Padang-Kayutanam.
"Rel dari Kayu Tanam Kabupaten Padang Pariaman menuju Padang Panjang melewati Silaiang, memiliki tanjakan yang ekstrem, sehingga rel yang digunakan selama ini adalah rel bergerigi. Sayangnya lokomotif untuk rel itu sekarang sudah tidak ada yang membuat," kata Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Sumatera Bagian Barat, Makjen Sinaga di Padang, Minggu.
Menurutnya, alternatif yang bisa dilakukan jika lokomotif itu tidak bisa didapatkan adalah dengan membuat terowongan agar jalur lebih landai dan bisa dilewati oleh jenis lokomotif yang ada saat ini.
"Kami sebenarnya berharap agar PT Kereta Api Indonesia (KAI) mendapatkan lokomotif yang bisa melewati Kayutanam-Padang Panjang. Namun kalau tidak kami harus cari alternatif lain," sebutnya.
Menurutnya, saat ini pihaknya tetap melakukan aktivasi rel sesuai dengan target pemerintah pusat. Khusus untuk rel Kayu tanam-Padang Panjang sedang disiasati.
"Kami lihat nanti tergantung dengan kebijakan dari nasional, jika memang tidak ada lagi lokomotif yang mampu melewati jalur, itu mungkin kita buat rel melalui terowongan," tambahnya.
Selain itu, masih ada alternatif lain yang memungkinkan menurut dia, yaitu membuat lokomotif sendiri melalui PT Industri Kereta Api Indonesia (INKA) selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"INKA sudah mampu memproduksi kereta api dengan baik. Mungkin, INKA mampu membuat lokomotif bergigi," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi Dan Informatika, Amran mengatakan, rel kereta Kayutanam-Padang Panjang saat sudah menjadi ikon tersendiri dan sangat patut untuk dipertahankan agar rel itu dapat aktif lagi.
"Ini sekaligus bisa menjadi sebuah destinasi wisata baru di Sumbar," ujarnya.
Namun ia juga mengakui hal itu sulit terlaksana, karena informasi yang diperolehnya, lokomotif yang bisa melewati Kayutanam-Padang Panjang itu memang hanyalah kereta bergerigi, sementara kereta itu tidak diproduksi lagi saat ini.
"Informasinya dulu dibuat di Swiss, tapi sekarang tidak ada lagi. Kalau dimodifikasi lokomotif lama takutnya tidak aman," terangnya.
Pemerintah pusat telah berkomitmen untuk mengaKtifkan kembali kereta api di Sumbar. Bahkan, rel dari Sumbar akan dikoneksikan dengan Pekanbaru, Riau. Kebijakan itu sejalan dengan pembangunan trans Sumatera.
Saat ini, Balai Teknik Perkeretaapian sudah mengaktifkan sejumlah rel di Sumbar diantaranya, di Muaro Kalaban, Sawahlunto sepanjang 7 kilometer, Nareh-Sungai Limau sepanjang 6,7 kilometer. Serta peningkatan kapasitas rel jalur perintis Padang-Kayutanam.
Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: