Lagos, Nigeria (ANTARA News) - Militer Nigeria telah mengalahkan petempur Boko Haram yang beroperasi di wilayah bergolak di bagian timur laut negeri itu, kata Menteri Dalam Negeri Nigeria, Abdulrahman Dambazau, Rabu (20/7).

Ketika berbicara dalam satu seminar keamanan selama dua hari di Kota Pelabuhan Harcourt di bagian selatan Nigeria, Dambazau --pensiunan kepala staf Angkatan Darat Nigeria-- mengatakan, pemerintah kini memusatkan perhatian pada pembangunan kembali dan penempatan kembali orang yang menjadi pengungsi di dalam negeri mereka (IDP) ke rumah serta masyarakat mereka masing-masing.

"Perang di timur laut melawan Boko Haram telah diselesaikan dan kami menang --sebab anasir Boko Haram telah diusir, dikurangi dan dihancurkan," kata Dambazau kepada peserta seminar itu.

"Tugas yang kami hadapi ialah mewujudkan perdamaian, sementara semua korban secara bertahap ke rumah mereka, dan pemerintah melakukan pembangunan kembali, perujukan serta rehabilitasi korban," kata Menteri itu, yang diwakili oleh Willy Bassey, Direktur di Kementerian Dalam Negeri Nigeria.

Ia mengatakan pemerintah sekarang memustkan perhatian pada kemitraan dengan media guna menjamin bahwa informasi ditangani secara layak.


Menurut dia, Nigeria saat ini menghadapi tantangan keamanan dalam bentuk pencurian ternak, bentrokan petani dan peternak, fanatisme, penculikan, agitasi sekterianisme dan pemisahan diri. Semua itu memerlukan penanganan media yang efektif.

Dambazau mengatakan Kementerian tersebut saat ini merumuskan dan menerapkan kebijakan baru guna meningkatkan operasi lima satuan keamanan di bawah Kementerian Dalam Negeri.

Boko Haram telah dituduh bertanggung-jawab atas sejumlah serangan terhadap tempat ibadah, sekolah dan pasar selama aksi perlawannya --yang telah menewaskan tak kurang dari 17.000 orang sejak 2009.

Kelompok bersenjata itu menjadi berita internasional pada April 2014, ketika anggotanya menculik 276 siswi dari satu sekolah di Chibok, kota kecil di Negara Bagian Borno, Nigeria. 53 pelajar putri meloloskan diri tapi sisanya belum ditemukan.

Keusuhan telah membuat perempuan dan anak menghadapi pukulan sangat keras sebab mereka diculik, diperkosa dan dijual, dipaksa bekerja sebagai mata-mata dan digunakan sebagai pembom bunuh diri, kata badan bantuan kemanusiaan PBB yang dikenal dengan nama OCHA.