Jambi (ANTARA News) - Presiden meminta agar bandara-bandara yang dikembangkan di Indonesia diintegrasikan dengan moda transportasi lain yang memungkinkan masyarakat mempunyai pilihan yang mudah ke tempat tujuan.

"Saya minta tiap airport diintegrasikan dengan moda-moda transportasi yang lain, baik kereta api, atau LRT, atau bus sehingga masyarakat juga ada pilihan-pilihan, alternatif-alternatif. Pilihan seperti itu yang harus diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat," kata Presiden saat meresmikan Bandar Udara Sultan Thaha Jambi, Kamis.

Pilihan yang beragam memungkinkan masyarakat menjangkau tempat tujuan yang diinginkan dengan lebih mudah meski mereka juga bisa menggunakan kendaraan atau mobil pribadi.

Ia mengatakan, Bandara Sultan Thaha di Jambi, misalnya, juga harus menerapkan konsep konektivitas seperti itu.

Lebih lanjut, Presiden meminta agar bandara-bandara kecil di sekitar Sultan Thaha seperti Muara Bungo dan Kerinci dapat dibangun dan diselesaikan pada 2017.

"Diselesaikan baik terminal maupun runway (landasan ancang-red)," ucap Presiden.

Selesainya pembangunan bandara-bandara kecil tersebut, akan menyebabkan akses menuju kedua wilayah ini akan jauh lebih mudah.

Seperti ke Kerinci yang biasanya ditempuh dalam waktu 9 jam melalui jalur darat dapat ditempuh dengan lebih cepat bila menggunakan jalur udara.

"Pesawat berbadan besar turun di sini (Bandara Sultan Thaha). Ke Kerinci dan Muara Bungo menggunakan pesawat kecil sehingga mempercepat transportasi barang dan orang," ucap Presiden.

Usai peresmian, Presiden dan Ibu Iriana langsung meninjau bandara tersebut, dan sempat berbincang-bincang dengan sejumlah calon penumpang.

Tampak hadir mendampingi Presiden, Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Menteri BUMN Rini Soemarno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Gubernur Jambi Zumi Zola Zulkifli, dan Dirut Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi.

Perluasan Bandara Sultan Thaha meliputi perluasan overlay runway setebal 10 cm, luas terminal 35.000 m2, dan luas lahan parkir 26.500 m2 dengan kapasitas 436 mobil dan 415 motor.

Pembangunan Terminal Penumpang dan Fasilitas Parkir Bandara Sultan Thaha yang baru itu menelan biaya sesuai nilai kontrak sebesar Rp126 miliar, pembangunan apron Rp110 miliar, pembangunan tower dan gedung operasi Rp16 miliar, dan pembangunan fasilitas pokok serta penunjang lainnya Rp67 miliar.