Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu sore, bergerak melemah sebesar 30 poin ke posisi 13.101 per dolar AS dibanding posisi penutupan hari sebelumnya 13.071 per dolar AS.

"Dolar AS naik terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah setelah data jumlah rumah baru periode Juni di Amerika Serikat dirilis naik dari perkiraan sehingga mendorong spekulasi perbaikan ekonomi AS," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta.

Ia mengemukakan bahwa Departemen Perdagangan Amerika Serikat mencatat jumlah rumah yang baru dibangun di AS naik 4,8 persen secara musiman pada tingkat tahunan.

Di sisi lain, lanjut dia, laporan kerja bulan Juni yang menunjukkan para pengusaha Amerika Serikat menambah 287.000 pekerja, atau melampaui estimasi menambah sentimen positif bagi mata uang AS.

"Berlanjutnya data ekonomi yang positif membuat investor kembali berspekulasi peluang Federal Reserve untuk naikan suku bunga AS" katanya.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa pelaku pasar cenderung masuk dalam aset "safe haven" seperti dolar AS menyusul lembaga dana moneter internasional (IMF) memangkas proyeksinya atas pertumbuhan ekonomi global lebih rendah 0,1 persen, itu adalah pemangkasan yang kelima kali.

Kendati demikian, lanjut dia, eforia amnesti pajak di dalam negeri yang masih berlanjut dapat menjaga nilai tukar rupiah bergerak stabil.

Sementara menurut Kurs Tengah Bank Indonesia, rupiah berada pada 13.100 dibandingkan hari sebelumnya Selasa (19/7) 13.086 per dolar AS.