New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia jatuh ke posisi terendah dua bulan di New York, Selasa (Rabu pagi WIB), karena Dana Moneter Internasional (IMF) menurunkan proyeksi pertumbuhan global mengutip dampak keputusan Inggris meninggalkan Uni Eropa.

IMF mengatakan mereka memperkirakan ekonomi dunia akan ekspansi 3,1 persen tahun ini, lebih rendah dari perkiraan pada April. Pertumbuhan yang secara keseluruhan lebih lambat kemungkinan akan mengurangi ekspansi permintaan minyak mentah, lapor AFP dan Xinhua.

Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus, turun 59 sen menjadi 44,65 dolar AS per barel dibandingkan dengan penutupan Senin (18/7), terendah sejak pertengahan Mei.

Harga minyak juga jatuh di London, dengan kontrak Brent untuk pengiriman September turun 30 sen menjadi menetap 46,66 dolar AS per saham.

Dukungan pasar melemah untuk hari kedua berturut-turut setelah upaya kudeta militer di Turki memicu lonjakan akhir pekan dalam pembelian.

Segera setelah kegagalan kudeta, "penarikan para investor keuangan dan kelebihan pasokan produk minyak menempatkan harga di bawah tekanan," kata analis Commerzbank, Carsten Fritsch.

Pasar tetap waspada terhadap stok minyak mentah dan produk-produknya yang tinggi di seluruh dunia, dan dalam pengamatan laporan persediaan komersial AS yang akan dirilis pada Rabu waktu setempat.

Para pedagang terus memantau data persediaan minyak mentah AS, yang diperkirakan akan turun untuk pekan kesembilan berturut-turut.

Sebuah jajak pendapat Reuters terhadap para analis pasar minyak menunjukkan stok minyak mentah AS kemungkinan turun 2,2 juta barel pada pekan lalu.

Namun, penguatan dolar dan kelebihan bahan bakar minyak global mengimbangi dukungan perkiraan penurunan.

Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama, naik ke tertinggi dalam empat bulan pada Selasa, membuat minyak dalam denominasi dolar kurang menarik bagi pemegang mata uang lainnya.

"Persediaan global tetap sangat tinggi, dan dampak potensial dari peningkatan ekspor Iran, persaingan Saudi-Iran untuk pangsa pasar serta pertumbuhan ekonomi global yang melemah adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan harga minyak tergelincir dari level mereka saat ini," kata Moody Investors Service dalam sebuah catatan.

"Prospek jangka menengah kami (untuk harga minyak mentah) tetap tidak berubah, dan kami terus melihat ini sebagai waktu yang menantang bagi pelaku pasar minyak."
(T.A026)