Jakarta (ANTARA News) - Aparat keamanan di Indonesia mengimbau seluruh anggota pengikut Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang dipimpin Santoso dan bersembunyi di kawasan pegunungan di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah untuk turun gunung atau menyerahkan diri.

"Mereka turun gunung dan mengikuti proses hukum yang berlaku demi kemaslahatan umat yang ada di Poso supaya Poso bisa membangun dengan baik, masyarakat tidak ketakutan," kata Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian ditemui di halaman Istana Negara, Jakarta, Selasa.

Sebelumnya, Tito mengatakan Polri, melalui identifikasi ciri tubuh dan kesaksian anggota Polri yang pernah berinteraksi dengan Santoso, yakin 95 persen bahwa tersangka pelaku teror Santoso tewas dalam penyergapan oleh anggota Yonif 515 Kostrad.

Kapolri meminta para anggota kelompok MIT untuk melakukan mediasi dengan aparat keamanan maupun tokoh daerah dalam menyerahkan diri.

Tito mengatakan akan mempertimbangkan pemberian keringanan sanksi kepada para anggota MIT yang menyerahkan diri secara baik-baik.

"Prinsip kita adalah melakukan penegakan hukum, proses hukum kepada mereka. Bukan memerangi atau menganggap musuh orangnya, tetapi perbuatannya," kata Kapolri yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme BNPT).

Penyergapan tersebut juga menewaskan anggota MIT lain bernama Muchtar.

Kendati demikian, terdapat tiga anggota yang kabur dari penyergapan yang diduga merupakan anggota MIT bernama Basri dan dua orang perempuan.

Tim gabungan dari TNI dan Polri akan terus melakukan pencarian kepada para anggota MIT di kawasan pegunungan di Poso.

"Saya kira lebih baik mereka, demi kemaslahatan umat yang ada di sana daripada membuat repot semua pihak, lebih baik turun baik-baik kemudian bisa melalui mediasi," tegas Kapolri.