Jakarta (ANTARA News) - Produsen obat GlaxoSmithKline Plc (GSK) menyampaikan, Badan Obat dan Makanan China telah menyetujui penggunaan vaksin human papillomavirus (HPV) atau Cervarix untuk membantu perempuan di negara tersebut melawan kanker serviks.

Pihak GSK mengatakan dalam sebuah pernyataan, Cervarix akan menjadi vaksin HPV pertama yang diizinkan untuk digunakan di dalam negeri dan diharapkan akan meluncur pada awal 2017.

Kanker serviks adalah kanker paling umum kedua yang menyerang perempuan di usia 15-44 tahun di China, dengan estimasi 130.000 kasus per tahun.

China menyumbang lebih dari 28 persen kasus kanker serviks di dunia, sementara kasus baru terdeteksi rata-rata setiap menit di seluruh dunia, kata GSK, dilansir Reuters.

Menurut GSK, vaksin tersebut akan diberikan kepada perempuan berusia 9-25 tahun untuk pencegahan terhadap kanker serviks.

Seorang juru bicara CFDA mengatakan, telah memberi persetujuan kepada GSK untuk pendaftaran impor Cervarix.

GSK telah terlepas dari masa sulit di China. Perusahaan tersebut berjuang membangun kembali penjualan setelah didenda 500 juta dollar AS karena menyuap dokter di negeri tersebut pada 2014.

Pada Mei, otoritas kesehatan China menghentikan penjualan terhadap tiga jenis obat, termasuk obat tenovofir hepatitis B.

Perusahaan itu mengatakan akan bekerja sama dengan otoritas China untuk memastikan bahwa orang-orang di daratan China meningkatkan akses terhadap vaksin.

"Untuk mencapai hal ini, kami siap untuk mengeksplorasi pendekatan harga inovatif untuk mendukung inklusi Cervarix ke dalam program imunisasi kanker serviks masyarakat," kata Hervé Gisserot, Senior Vice President of Pharmaceuticals and Vaccines GSK China/Hong Kong.