Para warga pemakai jasa TransJakarta yang mengenali sosok Sandiaga langsung menyalami dan meminta foto bareng. Jadilah foto-foto dengan Sandiaga mengisi waktu perjalanan TransJakarta itu.
Setelah kendaraan TransJakarta sampai di halte terakhir, yakni halte Jakarta Kota, Sandiaga menyusuri kawasan itu menuju lokasi wisata Kota Tua. Meskipun hujan deras tidak menyurutkan warga untuk menyerbu Sandiaga untuk bersalaman dan minta foto bersama.
Di kawasan Kota Tua, Sandiaga berbincang-bincang dengan para pedagang kaki lima (PKL) dan mendengar pembicaraan mereka, yang merasa tidak aman dan nyaman, karena sering dikejar-kejar anggota Satuan Polisi Pamong Praja.
Sandiaga yang juga pengusaha dan memiliki ruang pamer mobil merek ternama dari Jepang memang sangat peduli dengan sarana angkutan massal di Jakarta. Hal ini termaktub dalam visi dan misinya, bahwa Jakarta sebagai kota besar dunia dan ibukota negara haruslah tampil secara beradab dan efisien.
Salah satunya berwujud pada sistem transportasi massal yang terintegrasi, handal, aman, nyaman, dan terjangkau. Dia ingin menambah armada transportasi massal Jakarta agar beban kemacetan berkurang signifikan.
Ada penelitian yang menyatakan, kerugian material akibat kemacetan di jalan-jalan Jakarta mencapai Rp150 triliun setahun, alias hanya berselisih sekitar Rp100 triliun saja dengan target mobilisasi dana dari pemberlakuan UU Pengampunan Pajak oleh pemerintah.
Selain itu, terkait PKL, dia mengatakan bila kawasan Kota Tua ditata secara baik, maka akan menaikkan omzet penjualan PKL sebesar tiga kali lipat. Dan kuncinya adalah kepemimpinan," katanya.
"Bagaimana mengelola para PKL agar lebih terbedayakan dan lebih meningkatkan kerapiannya, ditata dengan baik, dan akhirnya merasakan bahwa PKL menjadi tulang punggung dan urat nadi perekonomian," kata Sandiaga.