Jakarta (ANTARA News) - Crisis center yang dibangun mandiri oleh Aliansi Korban Vaksin Palsu RS Harapan Bunda di lobi rumah sakit tersebut hingga Minggu pukul 16.00 WIB telah mengumpulkan data sebanyak 136 orang tua yang anak-anaknya menjadi pasien vaksinasi di sana.

Angka tersebut kemungkinan akan terus bertambah mengingat pihak aliansi berencana terus membuka crisis center hingga pukul 21.00 WIB dan dilanjutkan setiap hari selama pukul 09.00-21.00 WIB sampai dengan Selasa (19/7) mendatang.

Selanjutnya data yang terkumpul akan diserahkan kepada Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) dan Kontras, yang berkomitmen memberi pendampingan hukum untuk tuntutan keluarga korban RS Harapan Bunda.

"Kami beri tenggat waktu hingga Selasa, karena rencananya Selasa atau Rabu kami serahkan kepada YLBHI dan Kontras," kata Annisa (36) salah satu orang tua korban yang tergabung dalam aliansi tersebut dan meluangkan waktu menjadi penerima data orang tua.

Sebelumnya, sejak Minggu siang aliansi tersebut membuka crisis center mandiri di lobi rumah sakit karena menilai RS Harapan Bunda tidak memiliki itikad baik membuka data pasien penerima vaksin yang diduga palsu.

Di crisis center tersebut keluarga korban diminta mengumpulkan data berupa salinan KTP orang tua, salinan kartu keluarga, salinan kartu pengobatan anak, salinan data imunisasi, menyerahkan form surat pernyataan bermaterai serta keluhan medis tertulis.