Perwakilan orangtua temui pejabat RS Harapan Bunda terkait vaksin palsu
15 Juli 2016 12:35 WIB
Sejumlah warga memaksa masuk ke ruangan pimpinan Rumah Sakit Harapan Bunda untuk meminta kejelasan tentang vaksin yang diberikan kepada anak mereka di Jakarta Timur, Jumat (15/7/2016). Kementerian Kesehatan dan Kepolisian menyatakan 14 rumah sakit di Pulau Jawa dan Sumatera menggunakan vaksin palsu. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Jakarta (ANTARA News) - Suasana sempat ricuh saat sejumlah orangtua meminta bertemu dengan pejabat Rumah Sakit Harapan Bunda di Jakarta Timur untuk meminta penjelasan dan tanggung jawab rumah sakit mengenai peredaran vaksin palsu.
Para orangtua yang tak sabar menunggu pernyataan pengelola rumah sakit berusaha menemui pejabat rumah sakit di lantai empat gedung rumah sakit namun petugas keamanan menghalangi mereka di tangga darurat.
Akhirnya ada lima sampai enam perwakilan orangtua pasien yang bisa menemui pejabat rumah sakit.
Dalam surat pernyataan bermaterai dan berstempel rumah sakit yang ditandatangani oleh direktur rumah sakit dr. Finna, Rumah Sakit Harapan Bunda menyatakan akan menanggung biaya vaksinasi ulang bagi pasien yang terbukti telah menerima vaksin palsu di Rumah Sakit Harapan Bunda.
Rumah sakit juga menyatakan "akan bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan vaksin palsu tersebut kepada pasien di kemudian hari."
Para orangtua yang tak sabar menunggu pernyataan pengelola rumah sakit berusaha menemui pejabat rumah sakit di lantai empat gedung rumah sakit namun petugas keamanan menghalangi mereka di tangga darurat.
Akhirnya ada lima sampai enam perwakilan orangtua pasien yang bisa menemui pejabat rumah sakit.
Dalam surat pernyataan bermaterai dan berstempel rumah sakit yang ditandatangani oleh direktur rumah sakit dr. Finna, Rumah Sakit Harapan Bunda menyatakan akan menanggung biaya vaksinasi ulang bagi pasien yang terbukti telah menerima vaksin palsu di Rumah Sakit Harapan Bunda.
Rumah sakit juga menyatakan "akan bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan vaksin palsu tersebut kepada pasien di kemudian hari."
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016
Tags: