Persiapan MTQ Nasional dinilai belum maksimal
14 Juli 2016 23:16 WIB
Dokumentasi: Pembukaan MTQ Jambi Qori Internasional asal Mesir Syeih Hajjaj Ramadan Ismail Abdelfattan Al Hindawi membaca ayat suci Alquran pada Pembukaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-46 tingkat Provinsi Jambi di Bangko, Merangin, Jambi, Selasa (12/7/2016) malam. MTQ yang digelar 12 -18 Juli 2016 tersebut diikuti 11 kafilah kabupaten/kota setempat. (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan) ()
Mataram (ANTARA News) - Anggota Komisi V DPRD Nusa Tenggara Barat menilai persiapan venue utama Musabaqoh Tilawatil Quran Nasional yang dipusatkan di Masjid Islamic Center Kota Mataram belum begitu maksimal.
Hal ini dikemukan sejumlah anggota Komisi V DPRD Nusa Tenggara Barat (NTB) ketika melakukan inspeksi mendadak di di lokasi venue utama Masjid Islamic Center Kota Mataram, Kamis.
"Bayangkan, waktu pelaksanaan MTQ Nasional tinggal dua minggu lagi di gelar. Tetapi, masih banyak item proyek yang belum selesai di kerjakan," kata H Pattimura Farhan.
Dia khawatir pelaksanaan MTQ Nasional di daerah itu tidak akan maksimal lantaran persiapan fisik masih banyak yang belum dituntaskan oleh pelaksana proyek.
Seharusnya, kata dia, pemerintah provinsi serta "event organizer" MTQ Nasional melaporkan persiapan penataan venue utama kepada Komisi V DPRD. Namun sejauh ini tidak ada laporan apa pun yang telah disampaikan berkaitan dengan persiapan MTQ tersebut.
Apalagi, sosialisasi tentang MTQ, baik di media atau di ruang terbuka hingga kini belum maksimal sehingga MTQ Nasional yang digelar di NTB tersebut terkesan tidak semarak. Padahal penyelenggaraan kegiatan sebesar itu menghabiskan anggaran yang cukup besar.
"Kita tahu untuk bisa menyelenggarakan event ini membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Tetapi, sampai sekarangkan semarak acara ini belum ada terlihat. Jangkan di pusat-pusat perbelanjaan atau di tempat umum lainnya. Di jalan-jalan protokol saja tidak ada," imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Pattimura juga tidak bisa menutupi kekecewaannya dengan belum beresnya sejumlah proyek penataan Masjid Islamic Center yang nantinya menjadi salah satu ikon NTB tersebut.
Beberapa yang menjadi penilaiannya itu adalah pemasangan paving blok. Beberapa bagian paving blok terpasang tidak rata dan sudah retak-retak, ornamen-ornamen di sekitar komplek masjid belum ada. Bahkan, lokasi berjualan untuk para pedagang kecil pun belum ada yang terlihat rampung.
"Ini sebagai bentuk protes kami terhadap kualitas pekerjaan. Kalau seperti ini bagaimana kita bisa maksimal menjadi tuan rumah," terangnya.
Hal senada juga diutarakan Ketua Komisi V DPRD NTB Hj Wartiah yang mengatakan persiapan MTQ belum maksimal, baik dari sisi venue kegiatan hingga publikasi. Karena itu, untuk menyemarakan agenda besar ini, dia menyerukan pemerintah kabupaten/kota juga ikut andil dalam hal sosialisasi.
"Saya lihat sosialisasinya belum semarak. Mestinya sosialisasi melebihi yang kita harapkan," tegas Wartiah.
Menurut Wartiah, pihak rekanan, EO maupun pemerintah daerah harus melakukan komunikasi yang lebih baik agar pelaksanaan MTQ Nasional berlangsung sesuai dengan harapan. Karenanya, ia meminta pertangungjawaban Event Organizer, disamping koordinasi tim pemerintah provinsi dan kota Mataram.
"Itu harapan kita agar semua persiapan MTQ Nasional betul-betul bisa diselesaikan tepat waktu," katanya.
Hal ini dikemukan sejumlah anggota Komisi V DPRD Nusa Tenggara Barat (NTB) ketika melakukan inspeksi mendadak di di lokasi venue utama Masjid Islamic Center Kota Mataram, Kamis.
"Bayangkan, waktu pelaksanaan MTQ Nasional tinggal dua minggu lagi di gelar. Tetapi, masih banyak item proyek yang belum selesai di kerjakan," kata H Pattimura Farhan.
Dia khawatir pelaksanaan MTQ Nasional di daerah itu tidak akan maksimal lantaran persiapan fisik masih banyak yang belum dituntaskan oleh pelaksana proyek.
Seharusnya, kata dia, pemerintah provinsi serta "event organizer" MTQ Nasional melaporkan persiapan penataan venue utama kepada Komisi V DPRD. Namun sejauh ini tidak ada laporan apa pun yang telah disampaikan berkaitan dengan persiapan MTQ tersebut.
Apalagi, sosialisasi tentang MTQ, baik di media atau di ruang terbuka hingga kini belum maksimal sehingga MTQ Nasional yang digelar di NTB tersebut terkesan tidak semarak. Padahal penyelenggaraan kegiatan sebesar itu menghabiskan anggaran yang cukup besar.
"Kita tahu untuk bisa menyelenggarakan event ini membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Tetapi, sampai sekarangkan semarak acara ini belum ada terlihat. Jangkan di pusat-pusat perbelanjaan atau di tempat umum lainnya. Di jalan-jalan protokol saja tidak ada," imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Pattimura juga tidak bisa menutupi kekecewaannya dengan belum beresnya sejumlah proyek penataan Masjid Islamic Center yang nantinya menjadi salah satu ikon NTB tersebut.
Beberapa yang menjadi penilaiannya itu adalah pemasangan paving blok. Beberapa bagian paving blok terpasang tidak rata dan sudah retak-retak, ornamen-ornamen di sekitar komplek masjid belum ada. Bahkan, lokasi berjualan untuk para pedagang kecil pun belum ada yang terlihat rampung.
"Ini sebagai bentuk protes kami terhadap kualitas pekerjaan. Kalau seperti ini bagaimana kita bisa maksimal menjadi tuan rumah," terangnya.
Hal senada juga diutarakan Ketua Komisi V DPRD NTB Hj Wartiah yang mengatakan persiapan MTQ belum maksimal, baik dari sisi venue kegiatan hingga publikasi. Karena itu, untuk menyemarakan agenda besar ini, dia menyerukan pemerintah kabupaten/kota juga ikut andil dalam hal sosialisasi.
"Saya lihat sosialisasinya belum semarak. Mestinya sosialisasi melebihi yang kita harapkan," tegas Wartiah.
Menurut Wartiah, pihak rekanan, EO maupun pemerintah daerah harus melakukan komunikasi yang lebih baik agar pelaksanaan MTQ Nasional berlangsung sesuai dengan harapan. Karenanya, ia meminta pertangungjawaban Event Organizer, disamping koordinasi tim pemerintah provinsi dan kota Mataram.
"Itu harapan kita agar semua persiapan MTQ Nasional betul-betul bisa diselesaikan tepat waktu," katanya.
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: