Inggris umumkan kesepakatan baru P-8A Poseidon buatan Boeing
11 Juli 2016 19:00 WIB
Boeing P-8A Poseidon dari Angkatan Laut Amerika Serikat terbang bersama pendahulunya, Lockheed P-3 Orion. P-8A Poseidon dikembangkan dari Boeing B-737 800ERX, dengan pengkhususan pada misi anti kapal selam, anti kapal permukaan, dan peperangan elektronika. Dia juga dirancang untuk berpasangan dengan UAV Northrop Grumman MQ-4C Triton Broad Area Maritime Surveillance. Selain Angkatan Laut Amerika Serikat, operatornya adalah Angkatan Laut India, dan Australia (pesanan pasti pada 2007). India memberi nama baru P-8A Poseidon ini sebagai P-8I Neptune. (wikipedia.org)
London (ANTARA News) - Perdana Menteri Inggris, David Camerion, mengumumkan kesepakatan bisnis baru tentang pembelian P-8A Poseidon dengan raksasa penerbangan dunia, Boeing, Senin.
Perjanjian itu berisi kontrak pembelian sembilan pesawat patroli maritim P-8 Poseidon, peningkatan pendanaan dan pengembangan riset sektor dirgantara, dan kerja sama membuka lapangan kerja baru, di Inggris.
"Boeing dan pemerintah menghendaki kerja sama pembuatan pesawat pendukung operasional P-8A baru senilai 100 juta pound (129 juta dolar Amerika Serikat) berikut pangkalan latihan di Pangkalan Udara RAF Lossiemouth di Skotlandia, yang akan menciptakan 100 lapangan kerja baru," ungkap Kantor Perdana Menteri Inggris, jelang kunjungan Cameron dalam perhelatan atraksi pesawat, di Farnborough Airshow 2016.
Pernyataan itu turut mengonfirmasi 2.000 lapangan kerja baru yang akan diciptakan perusahaan itu di Inggris, serta tambahan dana penelitian dan pengembangan.
Meski demikian, pernyataan itu tak memberi keterangan lebih rinci mengenai kemitraan antar keduanya.
Disebutkan juga dana sebesar 365 juta pound (471 juta dolar AS) akan diproyeksikan untuk riset dan pembangunan sektor dirgantara yang akan dikerjakan oleh pemerintah dan dunia usaha.
"Langkah ini merupakan bagian dari Kemitraan Perkembangan Dirgantara yang akan meresmikan strategi barunya di Farnborough, dan menyiapkan rencana untuk mengelola dan memajukan sektor penerbangan Inggris," jelas pernyataan itu.
"Kesepakatan itu meliputi rancangan rantai produksi terbaru dengan perjanjian kompetitif, yang ditandatangani 11 perusahaan besar sektor dirgantara," katanya.
"Apapun ketidakpastian yang tengah dialami negeri ini, saya ingin menyampaikan pesan dengan jelas dan terang, Inggris akan tetap memimpin sektor pertahanan sipil dan dirgantara dunia," kata Cameron, seperti dikutip dalam pernyataan itu.
Perjanjian itu berisi kontrak pembelian sembilan pesawat patroli maritim P-8 Poseidon, peningkatan pendanaan dan pengembangan riset sektor dirgantara, dan kerja sama membuka lapangan kerja baru, di Inggris.
"Boeing dan pemerintah menghendaki kerja sama pembuatan pesawat pendukung operasional P-8A baru senilai 100 juta pound (129 juta dolar Amerika Serikat) berikut pangkalan latihan di Pangkalan Udara RAF Lossiemouth di Skotlandia, yang akan menciptakan 100 lapangan kerja baru," ungkap Kantor Perdana Menteri Inggris, jelang kunjungan Cameron dalam perhelatan atraksi pesawat, di Farnborough Airshow 2016.
Pernyataan itu turut mengonfirmasi 2.000 lapangan kerja baru yang akan diciptakan perusahaan itu di Inggris, serta tambahan dana penelitian dan pengembangan.
Meski demikian, pernyataan itu tak memberi keterangan lebih rinci mengenai kemitraan antar keduanya.
Disebutkan juga dana sebesar 365 juta pound (471 juta dolar AS) akan diproyeksikan untuk riset dan pembangunan sektor dirgantara yang akan dikerjakan oleh pemerintah dan dunia usaha.
"Langkah ini merupakan bagian dari Kemitraan Perkembangan Dirgantara yang akan meresmikan strategi barunya di Farnborough, dan menyiapkan rencana untuk mengelola dan memajukan sektor penerbangan Inggris," jelas pernyataan itu.
"Kesepakatan itu meliputi rancangan rantai produksi terbaru dengan perjanjian kompetitif, yang ditandatangani 11 perusahaan besar sektor dirgantara," katanya.
"Apapun ketidakpastian yang tengah dialami negeri ini, saya ingin menyampaikan pesan dengan jelas dan terang, Inggris akan tetap memimpin sektor pertahanan sipil dan dirgantara dunia," kata Cameron, seperti dikutip dalam pernyataan itu.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016
Tags: