"Yang menutup Bandara Abdul Rahman Saleh, di Malang, itu saya. Karena (abu) vulkanik esnya menyentuh bandara. Dan besok pagi pukul 06.00 WIB akan kami cek lagi apakah sudah aman atau belum, namun ini juga berpengaruh di Bandana Juanda," kata Jonan, saat meninjau arus balik Lebaran 2016, di Stasiun Pasar Turi, Surabaya, Senin.
Efek yang terjadi dari letusan Gunung Bromo itu penumpukan pemakai jasa penerbangan di Banda Udara Internasional Juanda. Pasalnya, mereka pemakai jasa penerbangan yang semula turun di Malang diubah menjadi di Bandara Internasional Juanda itu.
"Namun demikian sudah ada solusi dari Dinas Perhubungan Jawa Timur, yakni mengalihkan penumpang yang turun di Bandara Juanda Surabaya menggunakan bus untuk menuju Malang," ucapnya. Perjalanan darat Surabaya ke Malang sekitar dua jam.
Jonan mengatakan rencananya semua aktivitas penerbangan di Bandara Abdul Rahman Saleh akan kembali dibuka pada pukul 09.00 WIB Selasa (12/7), namun dengan terlebih dahulu melihat kondisi pada pukul 06.00 WIB pagi.
Sebelumnya, Kapusdatin Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Nugroho, mengatakan, Gunung Bromo, Senin pagi tadi secara visual cuaca cerah-mendung, angin tenang, suhu 9-20 derajat Celsius.
"Kondisi asap kawah juga teramati kelabu kecoklatan sedang-tebal, tekanan lemah-sedang, tinggi asap berkisar 300-1.200 meter dari puncak kawah ke arah barat-barat daya," katanya.
Sementara berdasarkan pengamatan Pos Gunung Bromo secara seismik tremor amplitudo maksimum 1-5 mm dominan 2 mm, artinya potensi letusan kecil dengan membawa material abu vulkanik tipis masih akan berlangsung.
Status Gunung Bromo, kata dia, tetap waspada, dan meminta masyarakat di sekitar Bromo termasuk pengunjung, wisatawan dan pendaki untuk tidak masuk kawasan setempat dalam radius satu kilometer dari kawah aktif Bromo.
"Masyarakat kami minta tenang. Tidak perlu ada pengungsian. Pihak otoritas bandara akan terus berkoordinasi dengan PVMBG dan BMKG mengenai kelanjutan status buka-tutup bandara," katanya.