Lebak, Banten (ANTARA News) - Pesta pernikahan dan sunatan anak secara adat di pedalaman masyarakat Baduy di Kabupaten Lebak, Banten, dilaksanakan Juni-Agustus 2016. Ini sesuai dengan tradisi budaya peninggalan nenek moyangnya yang terus dilestarikan mereka.

"Dalam setahun hanya selama tiga bulan pesta pernikahan dan sunatan anak itu," kata Eros, seorang bidan yang bertugas di kawasan Baduy saat dihubungi di Rangkasbitung, Banten, Senin.

Selama ini, perkampungan masyarakat Baduy di Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak ramai pesta pernikahan dan sunatan anak.

Para tamu undangan juga dihibur oleh kesenian khas Baduy yakni dog-dog lojor menggunakan angklung dan bedug kecil.

Pernikahan dan sunatan anak itu juga sama dengan masyarakat lain, yaitu di antaranya mengundang saudara, tetangga maupun kenalan. Para tamu yang diundang juga memberikan tanda kasih berupa amplop maupun kado kepada pasangan pengantin.

Begitu juga para undangan menyantap santapan yang telah disiapkan tuan rumah.

"Kami sebulan ini sudah beberapa kali menghadiri undangan pesta pernikahan dan sunatan anak," katanya. Menurut dia, pesta pernikahan dan sunatan anak di kawasan Baduy cukup berbeda dengan masyarakat luar dalam hal santapan makanan.

Masyarakat Baduy hanya menyajikan makanan daging ayam dan lauk pauk lain, sedangkan hewan berkaki empat --seumpama kerbau, kambing, maupun sapi-- tidak diperbolehkan karena bertentangan dengan adat setempat.

"Kami setiap diundang oleh masyarakat Baduy selalu hadir, meskipun berjalan kaki hingga berkilometer," katanya.

Aming (45) seorang Baduy warga Kadu Ketug Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak mengatakan, pekan depan salah satu anggota keluarganya akan menikahkan anaknya.

Kemungkinan di akan pulang kampung dan menghadiri pesta pernikahan anggota keluarganya itu.

"Kami saat ini masih bekerja dan pekan depan harus pulang kampung untuk menghadiri pernikahan anggota keluarganya itu," kata Aming saat ditemui di perkebunan karet itu.

Sekretaris Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Sarpin, mengatakan selama ini pesta pernikahan dan khitanan anak di kawasan masyarakat Baduy ramai. Bahkan, pesta pernikahan itu hampir setiap hari bagi penduduk Baduy sekitar 11.500 jiwa.

Pesta pernikahan itu dilakukan Juni-Agustus mendatang karena peninggalan adat dari nenek moyangnya.

Adapun pernikahan dan sunatan anak itu dihadiri para undangan, saudara,tetangga maupun kenalan. "Saya kira pesta pernikahan di Baduy cukup ramai dan seperti umumnya masyarakat modern," katanya.