Film "Untuk Angeline" kampanyekan antikekerasan terhadap anak
11 Juli 2016 17:45 WIB
Dokumentasi terdakwa kasus pembunuhan anak, Margriet Megawe (kanan), digiring petugas kejaksaan saat akan menjalani sidang di Pengadilan Negeri Denpasar, Bali, Kamis (17/12). Kisah kematian tragis bocal Angeline diangkat ke layar perak dengan judul "Untuk Angeline". (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)
Purwokerto, Jawa Tengah (ANTARA News) - Film Untuk Angeline yang diproduksi PT Citra Visual Sinema dan ditayangkan di bioskpo pada 21 Juli nanti, dengan menampilkan sederet artis papan atas berupaya mengampanyekan antikekerasan terhadap anak, kata sang sutradara, Jito Banyu.
"Saya membuat film Angeline ini berawal dari empati saya sebagai seorang ayah, apabila seumpamanya anak saya diperlakukan buruk oleh orang itu seperti apa," katanya, saat singgah di Gedung Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Banyumas, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin sore.
Ia mengaku saat mengunjungi orang tua almarhumah Angeline tidak ada pikiran untuk mengangkat tragedi ini dalam film.
Akan tetapi setelah di lokasi dan melakukan berbagai perbincangan, kata dia, muncullah keinginan untuk membuat film tentang Angeline yang disiksa ibu angkatnya hingga ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Oleh karena itu, dia segera melakukan riset di Bali dengan mengikuti persidangan kasus Angeline serta mendatangi sekolah almarhumah dan sebagainya.
Menurut dia, banyak hal yang diperoleh selama riset di antaranya ungkapan perasaan Angeline saat peringatan Hari Ibu di sekolahnya melalui sebuah puisi.
Selain itu, kata dia, Angeline merupakan sosok anak yang sabar dan tidak pernah mengeluh meskipun mengalami berbagai penderitaan selama tinggal bersama orang tua angkatnya.
Bahkan ketika gurunya melihat adanya bekas luka di beberapa bagian tubuhnya, lanjut dia, Angeline tidak pernah menceritakan apa yang sebenarnya dialaminya.
"Melalui film ini, saya ingin menuturkan kepada masyarakat, jangan ada lagi kekerasan terhadap anak. Jangan ada lagi angeline-angeline yang lain," kata pria kelahiran Desa Sokaraja Wetan, Kecamatan Sokaraja, Banyumas itu.
Ia mengharapkan orang tua yang semula kurang sayang terhadap anaknya akan lebih menyayangi anaknya setelah menonton film Untuk Angeline.
Dia mengatakan penyutradaraan film yang diangkat dari kisah nyata seperti Untuk Angeline cukup susah karena ada beban apakah film itu bisa diterima masyarakat atau justru mendapat penolakan.
Kinaryosih memerankan Samidah atau ibu kandung almarhum Angeline, dan Roweina Umboh yang memerankan Terry atau ibu angkat almarhum Angeline.
"Dua artis tersebut saya pilih tanpa casting karena mereka dianggap cocok untuk memerankan tokoh Samidah dan Terry," katanya.
Sementara untuk sosok Angeline, kata dia, diperankan oleh Naomi Ivo yang dijaring melalui casting yang diikuti ratusan anak. "Bahkan, Kak Seto pun ikut main dalam film ini," katanya.
"Saya membuat film Angeline ini berawal dari empati saya sebagai seorang ayah, apabila seumpamanya anak saya diperlakukan buruk oleh orang itu seperti apa," katanya, saat singgah di Gedung Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Banyumas, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin sore.
Ia mengaku saat mengunjungi orang tua almarhumah Angeline tidak ada pikiran untuk mengangkat tragedi ini dalam film.
Akan tetapi setelah di lokasi dan melakukan berbagai perbincangan, kata dia, muncullah keinginan untuk membuat film tentang Angeline yang disiksa ibu angkatnya hingga ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Oleh karena itu, dia segera melakukan riset di Bali dengan mengikuti persidangan kasus Angeline serta mendatangi sekolah almarhumah dan sebagainya.
Menurut dia, banyak hal yang diperoleh selama riset di antaranya ungkapan perasaan Angeline saat peringatan Hari Ibu di sekolahnya melalui sebuah puisi.
Selain itu, kata dia, Angeline merupakan sosok anak yang sabar dan tidak pernah mengeluh meskipun mengalami berbagai penderitaan selama tinggal bersama orang tua angkatnya.
Bahkan ketika gurunya melihat adanya bekas luka di beberapa bagian tubuhnya, lanjut dia, Angeline tidak pernah menceritakan apa yang sebenarnya dialaminya.
"Melalui film ini, saya ingin menuturkan kepada masyarakat, jangan ada lagi kekerasan terhadap anak. Jangan ada lagi angeline-angeline yang lain," kata pria kelahiran Desa Sokaraja Wetan, Kecamatan Sokaraja, Banyumas itu.
Ia mengharapkan orang tua yang semula kurang sayang terhadap anaknya akan lebih menyayangi anaknya setelah menonton film Untuk Angeline.
Dia mengatakan penyutradaraan film yang diangkat dari kisah nyata seperti Untuk Angeline cukup susah karena ada beban apakah film itu bisa diterima masyarakat atau justru mendapat penolakan.
Kinaryosih memerankan Samidah atau ibu kandung almarhum Angeline, dan Roweina Umboh yang memerankan Terry atau ibu angkat almarhum Angeline.
"Dua artis tersebut saya pilih tanpa casting karena mereka dianggap cocok untuk memerankan tokoh Samidah dan Terry," katanya.
Sementara untuk sosok Angeline, kata dia, diperankan oleh Naomi Ivo yang dijaring melalui casting yang diikuti ratusan anak. "Bahkan, Kak Seto pun ikut main dalam film ini," katanya.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016
Tags: