Jakarta (ANTARA News) - Menko Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan memastikan penyandera WNI di perairan Lahad Datu Negeri Sabah, Malaysia adalah anggota kelompok separatis Abu Sayyaf.

"Ya, sampai sekarang, sampai tadi saya dapat, masih Abu Sayyaf," kata Luhut ditemui di halaman Istana Negara, Jakarta pada Senin pagi.

Menurut Luhut, pemerintah Indonesia terus memantau perkembangan keadaan dan melakukan koordinasi dengan pemerintah Negeri Jiran.

Sebelumnya, tiga orang dari tujuh anak buah kapal (ABK) yang dipekerjakan oleh warga negara Malaysia untuk menangkap ikan disandera oleh lima orang yang membawa senjata laras panjang.

Majikan kapal tersebut, Chia Tong Len, melaporkan kejadian kepada kepolisian Malaysia atas kejadian tersebut.


Baca Juga : Empat nelayan dibebaskan kelompok bersenjata Filipina

Menurut kesepakatan pertemuan trilateral di Yogyakarta pada Mei 2016, terdapat beberapa opsi untuk mencegah penyanderaan kepada kapal-kapal asal Indonesia maupun Filipina, salah satunya adalah pengawalan bersenjata.

Luhut menjelaskan tiga negara terkait yaitu Indonesia, Malaysia dan Filipina akan mempertimbangkan opsi pengawalan oleh militer di kapal-kapal yang mengantar komoditas ke Filipina atau sebaliknya.

"Sudah disepakati akan ada pengawalan ke depan," kata Luhut yang menambahkan pemerintah juga mempertimbangkan opsi pembebasan sandera secara langsung oleh TNI ke Filipina selatan.



Baca Juga : Kronologi penculikan WNI di Lahad Datu Negeri Sabah Malaysia

Ketiga WNI yang diculik tersebut bernama Lorence Koten (34) selaku juragan kapal, Teodorus Kopong (42) dan Emanuel (40).