Sejumlah infrastruktur di Malang diterjang banjir
9 Juli 2016 21:17 WIB
Ilustrasi: Banjir Sejumlah pengguna jalan berusaha menerobos banjir yang menggenangi jalan Bukitbarisan, Malang, Jawa Timur. (FOTO ANTARA/Ari Bowo Sucipto)
Malang (ANTARA News) - Sejumlah infrastruktur di Desa Sumber Tangkil, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang, Jatim, rusak parah akibat diterjang banjir bandang yang melanda wilayah itu, Jumat (8/7) malam hingga Sabtu (9/7) dini hari.
Banjir bandang merusak sejumlah infrastruktur seperti dam, plengsengan, jembatan, pipa air bersih milik warga sepanjang tiga kilometer dan jalan di desa itu. Kerugian diperkirakan mencapai Rp3 miliar.
"Kami perkirakan kerugiannya kurang lebih Rp3 miliar, namun Alhamdulillah tidak sampai ada korban jiwa," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Jawa Timur Hafie Lutfi di Malang, Sabtu.
Banjir bandang juga meluluhlantakkan puluhan rumah penduduk yang disebabkan oleh meluapnya Sungai Tundo. Dam dan pelengsengan sungai tak mampu menahan derasnya arus air akibat hujan deras selama berjam-jam tersebut. Aliran sungai Tundo yang mengalir ke Pujiharjo juga ikut meluap.
Infrastruktur yang rusak akibat tergerus air tersebut adalah jalan desa sepanjang 400 meter, pipa (saluran air bersih) sepanjang tiga kilometer, dam, pelengsengan Sungai Tundo, jembatan desa yang merupakan satu-satunya yakni Jembatan Kali Gamping. Jembatan Kali Gamping penghubung menuju perkebunan.
"Jembatan Kali Gamping merupakan satu-satunya jalur ekonomi desa, karena di ujung jembatan terdapat perkebunan milik 800 kepala keluarga sehingga perlu bantuan secepatnya agar jembatan bisa diperbaiki kembali," ujarnya.
Jembatan Kali Gamping dibangun atas swadaya masyarakat. Dana pembangunan jembatan didapat dari swadaya masyarakat desa dan bantuan dari anggota dewan.
Menyinggung penanganan pascabanjir, Hafie mengatakan sudah dilakukan kerja bakti yang melibatkan berbagai elemen, di antaranya TNI, PMI, BPBD, dan masyarakat setempat untuk membersihkan material banjir. Untuk membersihkan material lumpur, tim penanggulangan bencana mendatangkan beberapa alat berat.
Ia mengakui tim penanggulangan bencana memang tidak mendirikan dapur umum karena logistik (pangan) korban banjir maupun personel yang membantu, langsung didrop. "Kami sekarang mendorong adanya bantuan logistik untuk warga korban banjir," katanya.
Banjir bandang merusak sejumlah infrastruktur seperti dam, plengsengan, jembatan, pipa air bersih milik warga sepanjang tiga kilometer dan jalan di desa itu. Kerugian diperkirakan mencapai Rp3 miliar.
"Kami perkirakan kerugiannya kurang lebih Rp3 miliar, namun Alhamdulillah tidak sampai ada korban jiwa," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Jawa Timur Hafie Lutfi di Malang, Sabtu.
Banjir bandang juga meluluhlantakkan puluhan rumah penduduk yang disebabkan oleh meluapnya Sungai Tundo. Dam dan pelengsengan sungai tak mampu menahan derasnya arus air akibat hujan deras selama berjam-jam tersebut. Aliran sungai Tundo yang mengalir ke Pujiharjo juga ikut meluap.
Infrastruktur yang rusak akibat tergerus air tersebut adalah jalan desa sepanjang 400 meter, pipa (saluran air bersih) sepanjang tiga kilometer, dam, pelengsengan Sungai Tundo, jembatan desa yang merupakan satu-satunya yakni Jembatan Kali Gamping. Jembatan Kali Gamping penghubung menuju perkebunan.
"Jembatan Kali Gamping merupakan satu-satunya jalur ekonomi desa, karena di ujung jembatan terdapat perkebunan milik 800 kepala keluarga sehingga perlu bantuan secepatnya agar jembatan bisa diperbaiki kembali," ujarnya.
Jembatan Kali Gamping dibangun atas swadaya masyarakat. Dana pembangunan jembatan didapat dari swadaya masyarakat desa dan bantuan dari anggota dewan.
Menyinggung penanganan pascabanjir, Hafie mengatakan sudah dilakukan kerja bakti yang melibatkan berbagai elemen, di antaranya TNI, PMI, BPBD, dan masyarakat setempat untuk membersihkan material banjir. Untuk membersihkan material lumpur, tim penanggulangan bencana mendatangkan beberapa alat berat.
Ia mengakui tim penanggulangan bencana memang tidak mendirikan dapur umum karena logistik (pangan) korban banjir maupun personel yang membantu, langsung didrop. "Kami sekarang mendorong adanya bantuan logistik untuk warga korban banjir," katanya.
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: