Medan (ANTARA News) - Usaha jasa pencucian mobil di Kota Medan menuai berkah Idul Fitri sejak H-1 hingga Sabtu atau H+3 Lebaran 2016 karena banyaknya kendaraan warga setempat maupun pemudik yang kotor setelah perjalanan jauh.

Sejumlah usaha jasa pencucian mobil di Jalan H.M.Joni dan Sisingamangaraja Medan, Sabtu, menerima ratusan mobil pribadi yang kotor apalagi setelah hujan mengguyur wilayah ibu kota Sumatera Utara itu dalam dua hari terakhir.

Ronny Marbun, pengelola "Auto Prima Service", misalnya, hanya dapat menerima paling banyak 52 mobil sejak buka pada pukul 07.30 WIB hingga tutup pada pukul 19.30 WIB.

Dia mengatakan, pada H-1 Lebaran, jumlah mobil yang datang ke tempat usahanya mencapai 80 unit namun yang bisa dikerjakan lima orang pekerjanya hanyalah 52 unit karena pihaknya tetap ingin menjaga kualitas kerja sehingga tidak mengecewakan konsumen.

"Artinya saya menolak 30 mobil pada hari itu. Sesuai dengan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, H-1 hingga H+3 Lebaran adalah waktu dimana kami biasanya panen," kata pengelola usaha jasa pencucian mobil yang berlokasi di Jalan H.M.Joni itu.

Sekitar 75 persen dari 52 mobil yang menggunakan jasa usahanya itu merupakan kendaraan para pemudik asal luar Sumatera Utara, seperti Aceh, Riau, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bogor, dan Jakarta, kata Marbun.

Setiap mobil yang memanfaatkan jasa pencucian "Auto Prima Service" ini dikenakan biaya Rp50.000. Pada hari-hari biasa, pihaknya maksimal hanya menerima 15 hingga 20 mobil. "Sepanjang Ramadhan kemarin, rata-rata kami menerima 20 mobil," katanya.

Berkah Idul Fitri itu juga dirasakan banyak usaha jasa pencucian mobil lainnya di Kota Medan, termasuk Raphael Motor yang berlokasi di Jalan SM Raja.

Sementara itu, situasi jalan-jalan utama di Kota Medan pada H+3 Lebaran lebih ramai dibandingkan tiga hari sebelumnya namun roda perekonomian kota terbesar di Pulau Sumatera tersebut belum sepenuhnya berputar akibat banyaknya rumah-rumah toko yang masih tutup.

Namun arus balik Lebaran sudah terlihat di ruas Jalan SM Raja ditandai dengan beberapa mobil pemudik bernomor polisi Jakarta dengan bawaan barang di atas kap bertolak ke arah Tanjung Morawa-Tebing Tinggi sebagai bagian dari jalan lintas timur Sumatera.