Bandung (ANTARA News) - Wisatawan Jabodetabek yang tengah berlibur ke Kota Bandung berburu kuliner hingga ke kawasan Punclut Lembang Kabupaten Bandung, Jumat.
"Akses jalannya jauh lebih bagus pada tahun ini. Kendati tanjakannya sedikit ekstrem," kata Ali Ramdhani, wisatawan asal Bekasi di kawasan Punclut.
Ia bersama adik dan keponakannya memilih menikmati suasana liburan di kawasan pegunungan di Bandung utara itu sekaligus memilih jenis kuliner yang diinginkannya.
Kendati di pegunungan, kata Ali ia tidak sulit mendapatkan menu makanan khas ikan laut maupun ikan budidaya atau kolam. Selain itu menurut dia ia juga mendapat hidangan khas Sunda yakni lalapan, pecel, karedok dan lainnya.
"Meski di gunung, tapi masakannya komplit. Ada seafood dan ikan-ikanan baik digoreng maupun bakar, bumbunya juga beragam, ada rasa petis juga," kata Ali.
Selain itu berbagai penganan juga tersedia di kawasan itu berikut makanan khas jagung bakar, ketan serta lainnya yang diolah dengan bumbu yang cukup beragam.
"Menunya pas untuk suasana liburan dan kaluarga, suasananya juga cukup nyaman dengan pemandangan yang menarik," katanya.
Hal senada diungkapkan Aries, bersama temannya Arini ia memilih tempat makan di kawasan Punclut seusai berwisata dari kawasan Gunung Tangkuban Parahu. Ia juga memilih untuk beristirahat sambil menikmati suasana sejuk di kawasan itu.
"Saya menghindari jalur macet di Lembang - Ledeng, sayangnya jalannya masih sempit. Jadinya macet juga," kata Aries.
Suasana di kawasan punclut cukup ramai sejak Kamis atau H+1 lebaran. Hampir semua lokasi parkir dipenuhi kendaraan baik roda empat maupun roda dua.
Jalur Punclut merupakan jalan alternatif Bandung - Lembang, yang bisa diakses dari kawasan Maribaya Lembang, Dago dan Ciumbuleuit Kota Bandung. Kawasan itu bisa ditempuh dari kota Bandung dengan 20 hingga 30 menit perjalanan dengan kendaraan roda empat maupun roda dua.
Wisatawan berburu kuliner di Punclut Lembang
8 Juli 2016 19:05 WIB
Ilustrasi--Ikan Bakar. (ANTARA FOTO/Yusran Uccang)
Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: