Tol Pejagan-Brebes dipaksa beroperasi, kata dirjen Hubdar
6 Juli 2016 22:44 WIB
Kehabisan BBM Di Tol Pemudik mengisi bahan bakar mobil eceran di arah keluar pintu tol Pejagan, di H-2 Lebaran, Jawa Tengah, Senin pagi (4/7/2016). Mereka yang kehabisan BBM saat terjebak macet di tol dapat membeli BBM dari pedagang dadakan dengan harga Rp130.000 untuk 5,5 liter pertamax atau Rp15.000 per liter untuk premium. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)
Jakarta (ANTARA News) - Jalan Tol Pejagan-Brebes dipaksa beroperasi saat menghadapi arus mudik Lebaran sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas, kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Pudji Hartanto.
"Secara infrastruktur belum terpenuhi," katanya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Pudji mengatakan pintu Tol Keluar Brebes Timur terdapat 10 gardu yang tidak sebanding dengan pintu Tol Cikarang Utama mencapai 32 gardu.
Ia menuturkan penyebab utama kemacetan jumlah pintu transaksi Cikarang Utama tidak sama dengan jumlah pintu Brebes Timur yang menimbulkan kepadatan kendaraan.
Mantan Kepala Korps Lalu Lintas Polri itu, mengungkapkan sebagian besar atau 80 persen kendaraan yang masuk Tol Cikarang Utama Bekasi keluar di Tol Brebes Timur.
Menurut Pudji, kendaraan yang melintasi Tol Cikarang Utama sebagian kecil hanya keluar di Tol Pejagan.
"Jika keluar Tol Pejagan arah Jawa Timur maka harus memutar balik sehingga pemudik lebih memilih keluar Brebes Timur," ujar Pudji.
Tol sepanjang 30 kilometer itu tidak terdapat jalur alternatif sehingga pemudik terpaksa keluar di Tol Brebes Timur yang menimbulkan kemacetan.
Menutur Pudji, pengoperasian Tol Pejagan-Brebes Timur secara terpaksa itu terindikasi karena pemudik dihadapkan permasalahan ketersediaan pom bensin, pertemuan jalur pantura, kapasitas jalan kecil, pasar tumpah, angkutan umum berhenti sembarang, dan pintu perlintasan kereta api.
"Secara infrastruktur belum terpenuhi," katanya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Pudji mengatakan pintu Tol Keluar Brebes Timur terdapat 10 gardu yang tidak sebanding dengan pintu Tol Cikarang Utama mencapai 32 gardu.
Ia menuturkan penyebab utama kemacetan jumlah pintu transaksi Cikarang Utama tidak sama dengan jumlah pintu Brebes Timur yang menimbulkan kepadatan kendaraan.
Mantan Kepala Korps Lalu Lintas Polri itu, mengungkapkan sebagian besar atau 80 persen kendaraan yang masuk Tol Cikarang Utama Bekasi keluar di Tol Brebes Timur.
Menurut Pudji, kendaraan yang melintasi Tol Cikarang Utama sebagian kecil hanya keluar di Tol Pejagan.
"Jika keluar Tol Pejagan arah Jawa Timur maka harus memutar balik sehingga pemudik lebih memilih keluar Brebes Timur," ujar Pudji.
Tol sepanjang 30 kilometer itu tidak terdapat jalur alternatif sehingga pemudik terpaksa keluar di Tol Brebes Timur yang menimbulkan kemacetan.
Menutur Pudji, pengoperasian Tol Pejagan-Brebes Timur secara terpaksa itu terindikasi karena pemudik dihadapkan permasalahan ketersediaan pom bensin, pertemuan jalur pantura, kapasitas jalan kecil, pasar tumpah, angkutan umum berhenti sembarang, dan pintu perlintasan kereta api.
Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016
Tags: