Puluhan jamaah Naqsabandiyah Padang takbiran
4 Juli 2016 03:21 WIB
Jamaah Tarekat Naqsabandiyah melaksanakan Salat Id di Surau Baru, Pauh, Padang, Sumatera Barat, Senin (4/7/2016). Tarekat Naqsabandiyah menetapkan jatuhnya satu syawal 1437 Hijriah pada Senin (4/7/2016), didasari dengan metode hisab Munjid, yakni penghitungan 30 hari sejak awal puasa yang telah digunakan secara turun temurun. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
Padang (ANTARA News) - Puluhan jamaah Tarekat Naqsabandiyah di Mushalla Baitul Makmur, Kelurahan Binuang, Kecamatan Pauh, Kota Padang, Sumatera Barat, telah melaksanakan takbiran menyambut 1 Syawal 1437 H, pada Minggu malam (4/7).
"Malam ini takbiran diselesaikan, besok (Senin) pagi jamaah akan melangsungkan shalat Ied," ujar Pimpinan Tarekat Naqsabandiyah Sumatera Barat, Buya Syafri Malin Mudo, di Padang.
Ia mengatakan, puluhan jamaah yang melakukan takbiran pada malam itu telah berada di mushalla sejak berbuka puasa.
"Kami berbuka puasa bersama di mushalla sini. Kemudian setelah melangsungkan shalat Isya berjamaah, langsung dilanjutkan takbiran," jelasnya.
Berdasarkan pengamatan di lapangan puluhan jamaah di mushalla itu mengumandangkan takbir tanpa menggunakan pengeras suara.
Selain di mushalla itu, puluhan jamaah lainnya juga mengumandangkan takbir di Mushalla Baru, yang lokasinya tak jauh dari Mushalla Baitul Makmur.
Syafri memaparkan, penetapan awal lebaran jamaah itu dilakukan dengan metode hisab Munjid, penghitungan 30 hari sejak awal puasa. Bersumber dari kitab Munjid yang dipercayai jamaah Naqsabandiyah secara turun menurun.
Sebelumnya sekitar 5.000 penganut Naqsabandiyah daerah itu sudah memulai puasa sejak 4 Juni 2016. Lebih cepat dibandingkan pemerintah yang menetapkan awal Ramadhan pada 6 Juni 2016.
Sementara pada bagian lain, Kepala Kantor Kementerian Agama Padang Japeri Jarap, mengimbau agar masyarakat menanggapi perbedaan jatuhnya akhir Ramadhan, dan awal Syawal dengan sabar.
"Yang terpenting yakni menjaga suasana kondusif antar umat," ujarnya.
"Malam ini takbiran diselesaikan, besok (Senin) pagi jamaah akan melangsungkan shalat Ied," ujar Pimpinan Tarekat Naqsabandiyah Sumatera Barat, Buya Syafri Malin Mudo, di Padang.
Ia mengatakan, puluhan jamaah yang melakukan takbiran pada malam itu telah berada di mushalla sejak berbuka puasa.
"Kami berbuka puasa bersama di mushalla sini. Kemudian setelah melangsungkan shalat Isya berjamaah, langsung dilanjutkan takbiran," jelasnya.
Berdasarkan pengamatan di lapangan puluhan jamaah di mushalla itu mengumandangkan takbir tanpa menggunakan pengeras suara.
Selain di mushalla itu, puluhan jamaah lainnya juga mengumandangkan takbir di Mushalla Baru, yang lokasinya tak jauh dari Mushalla Baitul Makmur.
Syafri memaparkan, penetapan awal lebaran jamaah itu dilakukan dengan metode hisab Munjid, penghitungan 30 hari sejak awal puasa. Bersumber dari kitab Munjid yang dipercayai jamaah Naqsabandiyah secara turun menurun.
Sebelumnya sekitar 5.000 penganut Naqsabandiyah daerah itu sudah memulai puasa sejak 4 Juni 2016. Lebih cepat dibandingkan pemerintah yang menetapkan awal Ramadhan pada 6 Juni 2016.
Sementara pada bagian lain, Kepala Kantor Kementerian Agama Padang Japeri Jarap, mengimbau agar masyarakat menanggapi perbedaan jatuhnya akhir Ramadhan, dan awal Syawal dengan sabar.
"Yang terpenting yakni menjaga suasana kondusif antar umat," ujarnya.
Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016
Tags: