Jalur mudik Ngawi-Solo mulai dipadati kendaraan
3 Juli 2016 19:12 WIB
Ilustrasi--Pemasangan Pembatas Jalan Petugas Polresta Madiun memasang pembatas jalan ruas Jalan Pahlawan, Kota Madiun, Jawa Timur, Jumat (1/7/2016). Pemasangan pembatas jalan di sejumlah titik rawan tersebut dilakukan guna menutup akses pengendara yang menyeberang dan memutar arah untuk mengantisipasi kemacetan dan kecelakaan saat arus mudik Lebaran 2016. (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)
Ngawi (ANTARA News) - Jalur mudik Ngawi-Solo yang merupakan perbatasan Provinsi Jawa Timur dengan Jawa Tengah, mulai dipadati kendaraan baik yang berasal dari arah Solo memasuki Ngawi maupun sebaliknya, Ngawi menuju Solo.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Ngawi AKP I Made Parwita, Minggu, mengatakan, sejauh ini, kondisi lalu lintas didominasi oleh kendaraan yang berasal dari Jawa Tengah menuju Jawa Timur (Ngawi). Rata-rata kendaraan yang melintas adalah kendaraan pribadi, baik mobil maupun motor.
"Untuk hari Minggu ini rata-rata kendaraan yang melintas didominasi oleh kendaraan dari Jawa Barat dan Jakarta yang masuk ke Jatim. Itu terpantau dari nomor polisi kendaraannya yang berasal dari luar Jatim," ujar AKP Made.
Pihaknya memprediksi puncak arus mudik di jalur Ngawi-Solo akan terjadi pada Minggu (3/7) malam ini. Hal itu karena diperkirakan kebanyakan pemudik dari Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah berangkat melakukan perjalanan mudik pada Sabtu (2/7).
Mereka memerlukan waktu sekitar satu hari perjalanan sehingga diperkirakan pada hari Minggu pagi hingga malam hari akan masuk wilayah Jawa Timur (Ngawi).
AKP Made mengaku telah mempersiapkan personelnya guna mengatisipasi titik kemacetan dan rawan kecelakaan lalu lintas di jalur Ngawi-Solo.
Sesuai data polres setempat, ada beberapa lokasi rawan macet yang tersebar di jalur Ngawi-Solo sepanjang 70 kilometer tersebut.
Di antaranya di pertigaan Gendingan Kecamatan Widodaren, Pasar Samben Kecamatan Karangjati, Pasar Kedungprahu Kecamatan Padas, Pasar Gemarang Kecamatan Kedunggalar, dan Pasar Cangakan, Kecamatan Kasreman.
Sedangkan puncak arus balik diprediksi akan terjadi pada hari Minggu (10/7). Hal itu karena libur cuti bersama telah selesai sehingga para karyawan swasta dan PNS sudah mulai bekerja pada Senin (11/7).
Made menambahkan, pemantauan arus mudik dan balik di wilayahnya akan terus dilakukan hingga masa angkutan Lebaran 2016 selesai.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Ngawi AKP I Made Parwita, Minggu, mengatakan, sejauh ini, kondisi lalu lintas didominasi oleh kendaraan yang berasal dari Jawa Tengah menuju Jawa Timur (Ngawi). Rata-rata kendaraan yang melintas adalah kendaraan pribadi, baik mobil maupun motor.
"Untuk hari Minggu ini rata-rata kendaraan yang melintas didominasi oleh kendaraan dari Jawa Barat dan Jakarta yang masuk ke Jatim. Itu terpantau dari nomor polisi kendaraannya yang berasal dari luar Jatim," ujar AKP Made.
Pihaknya memprediksi puncak arus mudik di jalur Ngawi-Solo akan terjadi pada Minggu (3/7) malam ini. Hal itu karena diperkirakan kebanyakan pemudik dari Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah berangkat melakukan perjalanan mudik pada Sabtu (2/7).
Mereka memerlukan waktu sekitar satu hari perjalanan sehingga diperkirakan pada hari Minggu pagi hingga malam hari akan masuk wilayah Jawa Timur (Ngawi).
AKP Made mengaku telah mempersiapkan personelnya guna mengatisipasi titik kemacetan dan rawan kecelakaan lalu lintas di jalur Ngawi-Solo.
Sesuai data polres setempat, ada beberapa lokasi rawan macet yang tersebar di jalur Ngawi-Solo sepanjang 70 kilometer tersebut.
Di antaranya di pertigaan Gendingan Kecamatan Widodaren, Pasar Samben Kecamatan Karangjati, Pasar Kedungprahu Kecamatan Padas, Pasar Gemarang Kecamatan Kedunggalar, dan Pasar Cangakan, Kecamatan Kasreman.
Sedangkan puncak arus balik diprediksi akan terjadi pada hari Minggu (10/7). Hal itu karena libur cuti bersama telah selesai sehingga para karyawan swasta dan PNS sudah mulai bekerja pada Senin (11/7).
Made menambahkan, pemantauan arus mudik dan balik di wilayahnya akan terus dilakukan hingga masa angkutan Lebaran 2016 selesai.
Pewarta: Louis Rika
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: