Cikampek (ANTARA News) - Sejumlah kendaraan bak terbuka (pick-up) mengangkut pemudik masih terlihat melintas di sepanjang Tol Jakarta-Cikampek, Minggu (3/7) malam, meski telah dilarang oleh Jasa Marga.
Berdasarkan pantauan Antara di lapangan, tidak kurang dari belasan kendaraan bak dimodifikasi dengan bagian belakangnya ditutup terpal dan penumpang terlihat duduk lesesan. Beberapa Nopol yang terpantau antara lain B 9436 NAE, B 9359 WAF, B 9193 NAK.
Sebagian kendaraan bak terbuka dengan penumpang pemudik juga terlihat istirahat di rest area dan di bahu jalan tol untuk beristirahat.
Sebelumnya Humas PT Jasa Marga Jakarta-Cikampek Iwan Abrianto berjanji akan mengkoordinasikan dengan petugas Patroli Jalan Raya (PJR) untuk menghentikan mobil bak terbuka berpenumpang karena sangat berbahaya.
Mobil bak terbuka yang tertangkap akan dikenai sanksi dengan cara ditilang dan dikeluarkan di gerbang tol berikutnya.
Namun sayangnya, mereka bisa leluasa melintasi Gerbang Tol Cikarang Utama dan petugas lalu lintas hanya melakukan imbauan saja agar mereka segera keluar di pintu keluar berikutnya.
Petugas Pos Pam Rest Area 39 Ipda Odo Supendi mengatakan, pihaknya hanya bisa melakukan imbauan agar mereka keluar pada pintu tol berikutnya dan meminta mereka mengaja kecepatan kendaraan.
"Memang sulit dalam situasi mudik begini, kita ingin tegas tetapi mungkin hanya dengan itu mereka bisa mudik. Kita imbau agar mereka segera keluar tol dan berkendaraan dengan kecepatan terjaga," katanya.
Sejumlah supir bak terbuka yang ditemui di Rest Area 57 mengatakan, mereka sudah terbiasa menggunakan kendaraan bak terbuka karena bisa mengangkut banyak orang dan tarif sewanya lebih murah.
"Ini saya sewa seminggu Rp5 juta saja. Coba pakai minibus sewanya bisa tiga kali lipat," kata Tarum, tukang kayu yang akan mudik ke Adiwerna, Tegal bersama tujuh tukang lainnya.
Kendaraan pick-up angkut pemudik masih masuk tol
3 Juli 2016 05:38 WIB
Pemudik dengan kendaraan bak terbuka (pick-up). (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Pewarta: Budi Santoso
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016
Tags: