Dhaka, Bangladesh (ANTARA News) - Orang-orang bersenjata yang diduga ada kaitannya dengan kelompok militan ISIS yang menyerbu sebuah kafe di ibu kota Bangladesh yang umumnya dikunjungi wisatawan asing, sebelum polisi dari kesatuan khusus menyerbu kafe itu hari ini dengan membebaskan paling sedikit 13 sandera.

Enam pria bersenjata tewas ditembak dalam operasi polisi itu, sedangkan satunya lagi ditangkap hidup-hidup, kata Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina. Dia mengatakan tiga belas sandera dibebaskan, namun polisi mengaku tidak bisa menyelamatkan semua orang.

"Operasi telah berakhir dan situasi sudah terkendali," kata juru bicara angkatan darat Kolonel Rashidul Hasan kepada Reuters.

Serangan ini menandai meluasnya kampanye oleh para militan islamis dalam 18 bulan terakhir yang sebagian besar menyasar orang-orang yang membela pemikiran sekuler dan liberal di negara bermayoritas muslim itu.

Jumlah dan kebangsaan para sandera belum jelas benar, namun polisi sebelumnya mengatakan orang-orang bersenjata itu menyandera sekitar 20 orang.

Seorang warga Jepang ada di antara sandera yang diselamatkan dan telah dibawa ke sebuah rumah sakit di Dhaka, kata juru bicara pemerintah Jepang. Sedangkan duta besar Italia untuk Bangladesh Mario Palma berkata kepada televisi Italia bahwa tujuh warga Italia menjadi yang disandera.

ISIS yang mengaku bertanggung jawab atas serangan teror ini memposting foto-foto yang disebutnya orang-orang asing yang terbunuh dalam serangan teror di Bangladesh itu.

Polisi meyakini sekitar delapan atau sembilan orang bersenjata bersembunyi di kafe dengan bersenjatakan senapan serbu dan granat.

Gowher Rizvi, penasihat Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, berkata kepada Reuters bahwa pasukan keamanan sudah berusaha bernegosiasi dengan orang-orang bersenjata itu.