Kembar siam Nayza-Citra dempet seumur hidup
30 Juni 2016 22:14 WIB
Foto Dokumentasi: Bayi kembar siam Citra Fazira Ramadhani dan Neyza Fazira Ramadhani menjalani perawatan di IRD RSUD Dr Soetomo Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (25/6/2016). Bayi kembar siam dempet dada berumur 35 bulan pasangan Endik Indahwati dan Imam Sayuti tersebut memiliki dua jantung menyatu. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)
Surabaya (ANTARA News) - Tim dokter RSUD dr Soetomo Surabaya menyatakan bayi kembar siam berusia tiga tahun, asal Kediri, Citra Fazira Ramadhan dan Neyza Fazira Ramadhan, tidak bisa dipisahkan atau dempet seumur hidupnya.
Dokter spesialis jantung anak RSDS, dr Mahrus A Rahman di Surabaya, Kamis, mengatakan setelah tim dokter melakukan pemeriksaan CT Cardiac (29/6), hasilnya pun diketahui bahwa jantung Neyza dan Citra gabung menjadi satu.
"Hasil dari CT Cardiac menyatakan jika jantung Neyza dan Citra mengalami kelainan, yaitu menyatunya serambi jantung, karena menyatu, maka diputuskan sulit untuk dipisahkan," kata dia.
Ia mengatakan jika tim dokter memaksa untuk memisahkan, maka akan terjadi pendarahan karena ada jalur darah yang harus dipotong, sehingga risikonya cukup besar.
"Neyza dan Citra ini terakhir diperiksa sekitar 17 bulan lalu sebelum akhirnya kembali diperiksa karena kondisinya menurun. Sebelumnya memang sudah diketahui jika jantung kedua anak ini menyatu, namun masih melihat perkembangan lebih lanjut untuk dipisahkan atau tidak," jelasnya.
Namun, ia menambahkan berdasarkan pemeriksaan, serambi jantung kiri dan kanan saling berhubungan, sedangkan di luarnya ada bagian jantung yang lain. Jadi tidak mudah dipisahkan, dan lebih aman untuk dibiarkan saja.
"Selain bagian serambi jantung yang menyatu, posisi jantung juga terbalik, serambi yang pada umumnya berada di atas ini berada dibawah, demikian juga dengan bilik jantung yang seharusnya bawah justru berada diatas," paparnya.
Menurut dia jika dilakukan pemisahaan dan posisi jantung dikembalikan pada posisi normal akan sulit dilakukan, karena akan merubah jaringan jaringan pembuluh darah yang sudah ada.
"Ada beberapa risiko ketika dilakukan pemisahaan terhadap jantung Neyza dan Citra. Risiko pertama adalah jika salah memotong serambi jantung untuk menjadi satu, maka jantung akan berhenti mendadak," ujarnya.
Kemudian kondisi kedua, lanjutnya jantung yang selama ini saling bekerja sama memompa aliran darah, dikhawatirkan tidak akan bisa bekerja maksimal ketika dipisah dan harus bekerja secara sendiri.
"Risiko kedua adalah kondisi dada, yang mana dada Neyza dan Citra ini tulangnya tidak normal karena tidak punya tulang utama yang berfungsi untuk menjaga kembang kempis dada saat bernapas," paparnya.
Mahrus mengatakan kondisi dada yang tidak normal ini akan mengganggu pernafasan mereka. Dengan berbagai pertimbangan kondisi kembar siam ini maka lebih baik tidak dilakukan operasi pemisahan.
Spesialis anak Dr Agus Harianto mengungkapkan meski kedua anak kembar siam ini tidak bisa dipisahkan, namun pihak tim dokter kembang siam tidak akan lepas tangan.
"Neyza dan Citra akan tetap mendapat pemantauan dan perawatan seumur hidupnya. Keputusannya adalah meminta pada anak kembar siam ini untuk kontrol setiap 3 sampai 6 bulan sekali," tandasnya.
Dokter spesialis jantung anak RSDS, dr Mahrus A Rahman di Surabaya, Kamis, mengatakan setelah tim dokter melakukan pemeriksaan CT Cardiac (29/6), hasilnya pun diketahui bahwa jantung Neyza dan Citra gabung menjadi satu.
"Hasil dari CT Cardiac menyatakan jika jantung Neyza dan Citra mengalami kelainan, yaitu menyatunya serambi jantung, karena menyatu, maka diputuskan sulit untuk dipisahkan," kata dia.
Ia mengatakan jika tim dokter memaksa untuk memisahkan, maka akan terjadi pendarahan karena ada jalur darah yang harus dipotong, sehingga risikonya cukup besar.
"Neyza dan Citra ini terakhir diperiksa sekitar 17 bulan lalu sebelum akhirnya kembali diperiksa karena kondisinya menurun. Sebelumnya memang sudah diketahui jika jantung kedua anak ini menyatu, namun masih melihat perkembangan lebih lanjut untuk dipisahkan atau tidak," jelasnya.
Namun, ia menambahkan berdasarkan pemeriksaan, serambi jantung kiri dan kanan saling berhubungan, sedangkan di luarnya ada bagian jantung yang lain. Jadi tidak mudah dipisahkan, dan lebih aman untuk dibiarkan saja.
"Selain bagian serambi jantung yang menyatu, posisi jantung juga terbalik, serambi yang pada umumnya berada di atas ini berada dibawah, demikian juga dengan bilik jantung yang seharusnya bawah justru berada diatas," paparnya.
Menurut dia jika dilakukan pemisahaan dan posisi jantung dikembalikan pada posisi normal akan sulit dilakukan, karena akan merubah jaringan jaringan pembuluh darah yang sudah ada.
"Ada beberapa risiko ketika dilakukan pemisahaan terhadap jantung Neyza dan Citra. Risiko pertama adalah jika salah memotong serambi jantung untuk menjadi satu, maka jantung akan berhenti mendadak," ujarnya.
Kemudian kondisi kedua, lanjutnya jantung yang selama ini saling bekerja sama memompa aliran darah, dikhawatirkan tidak akan bisa bekerja maksimal ketika dipisah dan harus bekerja secara sendiri.
"Risiko kedua adalah kondisi dada, yang mana dada Neyza dan Citra ini tulangnya tidak normal karena tidak punya tulang utama yang berfungsi untuk menjaga kembang kempis dada saat bernapas," paparnya.
Mahrus mengatakan kondisi dada yang tidak normal ini akan mengganggu pernafasan mereka. Dengan berbagai pertimbangan kondisi kembar siam ini maka lebih baik tidak dilakukan operasi pemisahan.
Spesialis anak Dr Agus Harianto mengungkapkan meski kedua anak kembar siam ini tidak bisa dipisahkan, namun pihak tim dokter kembang siam tidak akan lepas tangan.
"Neyza dan Citra akan tetap mendapat pemantauan dan perawatan seumur hidupnya. Keputusannya adalah meminta pada anak kembar siam ini untuk kontrol setiap 3 sampai 6 bulan sekali," tandasnya.
Pewarta: Indra/Laily
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: