London (ANTARA News) - "I am HOPE", film drama Indonesia yang disutradarai Adilla Dimitri, bercerita tentang perjuangan seorang gadis bernama Mia (23) menghadapi penyakit kanker berhasil menyentuh hati penonton di London dalam acara nonton bareng yang diadakan di gedung Theatre di Cruciform Building, University College London.

Penayangan "I am HOPE" digelar oleh Indonesian Diaspora Ltd kolaborasi dengan para pelajar yang menuntut ilmu di Inggris yang tergabung dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia di Inggris Raya (PPIUK), demikian Cathy Lelengboto dari Indonesian Diaspora Ltd kepada ANTARA News di London, Rabu.

Dikatakannya, sekira 100 orang menyaksikan "I am HOPE" yang digarap rumah produksi Alkimia Production bersama produser Wulan Guritno dan penulis juga sutradara Adilla Dimitri.

Film "I am HOPE" ditayangkan perdana di Indonesia pada 18 Februari 2016, dan London menjadi lokasi tayang utama (gala premiere) di luar negeri bersama pecinta film Indonesia, Diaspora Indonesia di Inggris, pelajar Indonesia maupun masyarakat setempat.

Wulan Guritno dan Adilla Dimitri setelah penayangan film langsung berinteraksi dengan penonton.

Wulan, yang aktivis Gelang Harapan bagi pengidap kanker, mengatakan bahwa "I am HOPE" diproduksi karena kepedulianya akan penderita kanker yang kurang mampu secara ekonomi di Indonesia.

Sementara itu, Adilla Dimitri mengatakan bahwa cerita dari film ini terinspirasi di mana dirinya pernah melihat ayahnya sendiri mengidap kanker yang mampu bertahan hidup (survived).

Stevanda Jessica Mamahit dan Richard Kuhon dari Indonesian Diaspora Ltd menilai acara nonton bareng itu sangat sukses yang dihadiri sekitar 100 orang yang langsung memenuhi ruangan Theatre 2 di Cruciform Building UCL.

Acara itu untuk menjalin kebersamaan diaspora dan pelajar Indonesia, selain menggalang dana bagi penderita kanker di Indonesia yang memerlukan bantuan.

Dana yang terkumpul diberikan langsung kepada Wulan Guritno yang juga mewakili aktifis Gelang Harapan atau Hope Warrior yang nantinya akan disalurkan langsung kepada penderita kanker di Indonesia. Dana yang terkumpul masih tetap bergulir dengan penonton memesan gelang bertuliskan Hope, sebagai simbol harapan hidup pengidap kanker.

Cathy mengatakan, kanker ada diantara kita, baik itu terdapat di diri kita, teman kita, saudara kita, adik atau kakak atau orang tua kita.

"Penderitaan, kesedihan maupun keputusasaan pengidap kanker kita rasakan bersama. Oleh karena itu, bangga bisa menggelar film 'I am HOPE' di London dan menggalang dana," demikian Cathy Lelengboto.