London (ANTARA News) - Petenis unggulan kedua Andy Murray dari Inggris tidak menunjukkan rasa iba terhadap petenis senegaranya Liam Broady saat menaklukkannya 6-2, 6-3, 6-4 di Wimbledon pada Selasa (28/6).

Sehari setelah petenis kualifikasi asal Inggris Marcus Willis, peringkat 772 dunia, membuat sensasi dengan mencapai putaran kedua, petenis peringkat 235 dunia Broady mendapat sorotan di Lapangan Tengah namun dia tunduk saat Murray menampilkan kemampuan terbaik.

Murray, juara 2013, belum pernah berhadapan dengan petenis senegara dalam 56 pertandingan Wimbledon sebelumnya, dan dua petenis tuan rumah tidak pernah saling beradu di All England Club selama 15 tahun.

Petenis 29 tahun itu mengaku merasa "aneh" sebelum pertandingan namun ia merasa biasa saat pertandingan mulai, ketika ia memenangi set pembukaan dalam 25 menit.

Broady, yang masih memelihara janggut yang sempat menimbulkan kehebohan ketika ia memenangi satu putaran tahun lalu, berkontribusi pada beberapa reli yang menarik perhatian namun kesulitan menghadapi permainan Murray.

Murray tidak memperlihatkan seluruh kemampuannya pada set ketiga, namun ketika langit mulai gelap, ia terlihat jelas ingin segera menyelesaikan pertandingan dan ia melakukannya dengan dropshot manis.

"Saya memukul bola dengan cukup bersih hari ini. Saya pikir secara ofensif saya bagus. Merasa seperti saya bisa bergerak sedikit lebih baik. Saya tidak bertahan sebagus biasanya," kata Murray, yang tidak pernah kalah dari petenis dengan peringkat di bawah Broady.

"Untuk pertandingan pertama, menyelesaikannya dalam tiga set merupakan hal yang bagus."

Lawan Murray selanjutnya, Lu Yen-hsun dari Taiwan, mungkin lebih tangguh menurut petenis Skotlandia.

"Ia bermain di tiga ajang lapangan rumput sebelum turnamen ini. Ia memenangi dua di antaranya dan kalah pada satu final," kata Murray seperti dikutip kantor berita Reuters.

"Dia sampai perempat final di turnamen sebelumnya, mengalahkan (Andy) Roddick sekali. Ia bermain bagus di lapangan rumput." (Uu.H-RF)