Jakarta (ANTARA News) - Pihak Kepolisian Republik Indonesia (Polri) berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI terkait ledakan bom di Istanbul Turki yang menewaskan 28 orang dan melukai puluhan orang tersebut.

"Kita akan konfirmasi kepada pihak Kemenlu untuk memantau WNI di Turki," kata Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Polisi Boy Rafli Amar di Jakarta Rabu.

Sejauh ini, Boy menuturkan pihaknya belum menerima informasi WNI menjadi korban ledakan tersebut.

Boy akan memastikan kondisi para WNI yang berada di Turki berdasarkan informasi dari Kemenlu RI.

Sementara itu, pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) mengimbau masyarakat Indonesia yang berada di Istanbul Turki agar meningkatkan kewaspadaan setelah ledakan tersebut.

WNI diminta tetap beraktivitas seperti biasa namun menghindari pusat keramaian guna mengantisipasi kemungkinan terjadi ledakan susulan.

Pihak KBRI di Istanbul juga tetap mengumpulkan informasi dan berkomunikasi guna memantau para masyarakat maupun mahasiswa Indonesia.

Termasuk memeriksa kondisi korban ledakan pada tiga rumah sakit yang menjadi rujukan bagi korban tewas maupun terluka.

Sebelumnya, tiga orang terduga pelaku meledakkan Bandara Internasional Ataturk Istanbul Turki pada Selasa (28/6) pukul 22.00 waktu setempat.

Gubernur setempat berdasarkan laporan saluran berita NTV menyebutkan petugas keamanan meyakini tiga pengebom bunuh diri itu merupakan peristiwa terbesar ketiga di Eropa.

Pasalnya, ledakan terjadi sebanyak tiga kali pada lokasi yang berbeda di sekitar bandara utama bertaraf internasional tersebut.