Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar Sudan untuk Indonesia-Singapura-Australia, Abdul Al Rahim Al Siddiq Mohamed, mengajak pelancong Indonesia menikmati kekayaan budaya negaranya. Di antaranya 120 piramida yang tersebar di beberapa wilayah di Sudan menjadi salah satu daya tarik negara tempat bertemunya dua aliran Sungai Nil tersebut.

"Jumlah piramida di Sudan ada 120 buah, ini lebih banyak dibandingan yang ada di Mesir," kata Mohamed, di Jakarta, Minggu.

Menurut dia, walaupun ukuran piramida di Sudan tidak sebesar di Giza, Mesir, namun situs peradaban Nubia (2650 SM-300 Masehi) ini tidak kalah menarik untuk dijadikan tempat wisata para turis yang ingin merasakan pengalaman berlibur yang berbeda.

Bajrawiyah, jelasnya, merupakan lokasi di mana Piramida Marawe yang diklaim sebagai bukti Kerajaan Kush, yakni peradaban pertama yang berkembang di lembah Sungai Nil.

Pengetahuan mengenai peradaban di sekitar Sungai Nil tidak hanya dapat ditemukan di Bajrawiyah, tetapi juga ada di Mosawarat atau Safra'a yang terletak sejauh190 kilometer dari Khartoum, Ibu Kota Sudan.

Piramida yang ada di Mosawarat tampak seperti labirin berukuran 45.000 meter persegi, berisi banyak gambar yang dipercaya dibuat untuk para ratu Kerajaan Kush.

Selain itu, ciri bangunan tersebut adalah dikelilingi pagar dan dinding besar, serta telah tercantum dalam UNESCO sebagai salah satu warisan internasional.

"Pusat peradaban lain juga dapat ditemukan di Trunkat, Old Dongola, dan Karamah, yang banyak ditemukan makan raja, kastil, candi, patung-patung dan kuil. Bahkan, masjid pertama yang dibangun di Sudan juga dapat dilihat di Dongola," katanya pula.

Menurut Koordinator Pariwisata dari Shiri, perusahaan perjalanan Sudan, Hiba Kamal, saat ini bukan hanya bangunan bersejarah dan sejumlah artefak kuno yang dapat ditemukan di negara timur laut Benua Afrika tersebut, ada pula lokasi wisata yang menyuguhkan sensasi menyelam menyenangkan di Sudan.

"Port Sudan terkenal dengan pantainya yang megah, sebagai tempat memancing dan menyelam. Lokasi ini juga terkenal dengan terumbu karangnya, yang dianggap sebagai terumbu karang paling indah di seluruh dunia," ungkapnya.

Sanganeb, lanjutnya, adalah sebuah pulau yang terletak sekitar 38 kilometer di timur Port Sudan dengan sebuah mercusuar sebagai penandanya, terdiri dari seratus jenis terumbu karang berwarna-warni dan sejumlah spesies ikan hiu, gurita dan lumba-lumba.

"Turis juga dapat menikmati safari terbesar di Afrika, yakni di Taman Satwa Dinder, yang mana waktu wisata terbaik ke sini adalah antara Januari dan April," katanya.

Sementara itu, Wakil Duta Besar Sudan untuk Indonesia, Tariq Abdala Eltom, mengatakan, penerbangan dari Sudan ke Jeddah dengan pesawat terbang hanya membutuhkan waktu sekitar 40 menit saja, sehingga dapat juga menjadi tujuan pilihan untuk wisata keagamaan.