Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada pekan depan masih memiliki peluang naik hingga kisaran 1.820. "Masih ada peluang untuk naik hingga kisaran 1.820," kata Analis Saham PT Valbury Asia Securities, Krisna Dwi Setiawan, kepada ANTARA di Jakarta, akhir pekan ini. Menurut Krisna, sentimen jangka menengah masih menunjukkan dorongan positif yakni keputusan Bank Sentral AS (The Fed) yang mempertahankan suku bunganya 5,25 persen dan membuka diri untuk penurunan selanjutnya. Pengaruh 'The Fed' yang mempertahankan suku bunganya sebesar 5,25 persen dapat mendorong Bank Indonesia untuk kembali menurunkan suku bunga acuannya (BI rate) dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI berikutnya, tambahnya. Sementara dari sisi inflasi, lanjut Krisna, tidak akan berpengaruh lagi ke pasar. "Inflasi Februari aja bisa dikontrol, apalagi Maret, saya melihat hanya faktor suku bunga yang dilihat oleh pasar," katanya. Namun dia mengungkapkan bahwa kenaikan indeks terbatas karena sektor pertambangan sudah terlalu tinggi naiknya. "Mungkin kenaikan indeks akan didorong oleh sektor perbankan dan sektor lain yang sensitif suku bunga, serta telekomunikasi yang kayaknya mulai bangkit kembali," katanya. Selama pekan lalu IHSG ditutup naik 41,379 poin atau 2,34 persen menjadi 1.805,961 dan indeks LQ45 menguat 7,056 poin atau 1,87 persen ke level 384,282. Penguatan indeks pada pekan lalu disebabkan oleh sentimen Wall Street setelah The Fed membuka peluang bagi penurunan suku bunganya dalam waktu yang tidak lama lagi. Pernyataan tersebut memberi dampak positif terhadap perdagangan bursa saham di AS dan diikuti oleh bursa regional termasuk BEJ yang berharap Bank Indonesia untuk kembali menurunkan suku bunga dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI berikutnya. (*)