Jakarta (ANTARA News) - Di sela-sela kunjungan kerja ke Kabupaten Bandung Barat, Menteri Perindustrian Saleh Husin berkunjung ke Pesantren Modern Darul Mukhlisin di Desa Tenjolaut, Cikalong Wetan, Bandung Barat untuk meresmikan gedung belajar Al-Aqsa.

Saleh mencermati, pesantren memiliki potensi besar dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat, khususnya pengembangan industri kecil dan menengah. Peran lainnya ialah menumbuhkan wirausaha baru yang gigih, pekerja keras, memiliki jejaring luas dan terampil.

"Sebagai lembaga pendidikan berbasis keagamaan yang mandiri dan menjadi panutan dalam kehidupan masyarakat, pesantren memiliki peran sebagai agen pembangunan SDM," kata Saleh lewat siaran pers diterima di Jakarta, Sabtu.

Sehingga, lanjutnya, pesantren dapat mendidik wirausaha baru melalui pelatihan serta penyebaran informasi bisnis dan teknologi di pesantren.

Selain itu, keberadaan pesantren juga dapat berperan dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat. Menilik lahan yang luas, ujar Menperin, memungkinkan pengembangan industri olahan pangan dan industri kecil menengah lainnya yang melibatkan siswa pesantren dan masyarakat sekitar.

Saleh juga melakukan peletakan batu pertama bangunan masjid di komplek lahan pesantren. Rencananya masjid akan berlantai tiga seluas 2350 meter persegi untuk menampung 1900 jamaah.

Selain itu, ia juga melakukan penyerahan wakaf Al-Qur’an dan Juz’amma secara simbolis, yang merupakan bagian dari 500 Al-Qur'an dan merupakan wakaf dari Sinar Mas group.

Sementara itu, pendiri Pesantren Modern Darul Mukhlisin, Muchlis Patahna yang mengungkapkan pembukaan pesantren ini diresmikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla pada tahun lalu. "Pesantren kami memadukan kurikulum modern dan kurikulum Pondok Pesantren Gontor. Diharapkan suasana belajar menumbuhkan kemandirian, kesejahteraan, kecerdasan, dan kebebasan serta keterbukaan berpikir," ujarnya.

Turut hadir Wakil Sekjen MUI Najamudin Ramli, anggota DPR RI Komisi X (bidang pendidikan) Dadang Rusdiana, tokoh pendidikan Anwar Arifin, Hakim Agung Surya Jaya dan Bupati Bandung Barat Abu Bakar. Adapun endampingi Menperin ialah Direktur Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki, dan Aneka Kemenperin, Muhdori.