Kementerian PUPR: jalan tol tidak cocok di Sumbar
24 Juni 2016 21:07 WIB
Ilustrasi--Tol Pejagan-Brebes Timur Mulai Dibuka. Sejumlah kendaraan melintas di jalan Tol Pejagan-Pemalang, Brebes, Jawa Tengah, Rabu (22/6/2016). Tol Pejagan-Brebes Timur sepanjang 20 kilometer mulai dilewati kendaraan, sehingga diharapkan dapat mengurai kepadatan di jalur pantura pada arus mudik dan arus balik Lebaran mendatang. (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)
Padang (ANTARA News) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menilai pembangunan jalan tol di Sumatera Barat tidak cocok karena akan membuat ekonomi rakyat tidak berkembang.
"Saya menilai di Sumbar lebih pas dibangun jalan empat lajur sehingga pada sisi kiri dan kanan masyarakat dapat membuka usaha," kata Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Hediyanto di Padang, Jumat
Menurutnya, akan lebih tepat dibangun jalan empat lajur yang menyerupai jalan tol dari Duku Padang, ke Sicincin dengan biaya hanya sekitar Rp600 miliar.
"Kalau dibangun jalan tol tidak ada akses dan tempat bagi masyarakat membuka usaha, dan ini lebih tepat dibuat di kawasan industri," katanya.
Ia mengatakan kalau dibangun jalan tol dikhawatirkan ekonomi rakyat tidak begitu berkembang karena tidak bisa membuka usaha seperti rumah makan dan kedai.
Ia juga menilai kalau jalan tol tetap dibuat, Sumbar akan kehilangan keunggulan berupa tempat wisata yang indah dan dapat dinikmati pengendara.
"Selain itu pengendara juga tidak akan bisa menikmati kuliner yang selama ini dikenal enak dan menjadi daya tarik Sumbar," kata dia.
Jalan tol itu tertutup sama sekali tidak cocok untuk kawasan yang banyak daerah tujuan wisata seperti di Sumbar, ujarnya.
Sebelumnya, anggota Komisi VI DPR RI daerah pemilihan Sumbar Refrizal berpendapat pembangunan jalan tol jalur Padang-Bukittinggi akan memberikan manfaat yang besar bagi pertumbuhan ekonomi di daerah itu.
"Ini merupakan bagian dari tol Sumatera pada 2016 direncanakan akan mulai dilaksanakan pengerjaannya," kata dia.
Ia membayangkan jika tol Padang-Bukittinggi sudah selesai maka akan mendorong pertumbuhan ekonomi baru karena daerah tersebut merupakan tujuan wisata yang sudah cukup dikenal.
"Kalau selama ini wisatawan banyak ke puncak di Jawa Barat, pemandangan alam di jalur Padang-Bukittinggi jauh lebih menarik, tentu bisa jadi daerah tujuan baru,"kata dia.
Selain itu arus lalu lintas barang dan jasa akan menjadi lebih lancar karena akses jalan yang juga akan dihubungkan menuju Pekanbaru.
Refrizal menilai jalan yang ada selama ini sudah cukup padat apalagi malam hari banyak truk bermuatan besar sehingga kondisi jalan menjadi ramai.
"Apalagi saat Lebaran Padang-Bukittinggi bisa 10 jam waktu tempuh karena padatnya kendaraan," kata dia.
"Saya menilai di Sumbar lebih pas dibangun jalan empat lajur sehingga pada sisi kiri dan kanan masyarakat dapat membuka usaha," kata Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Hediyanto di Padang, Jumat
Menurutnya, akan lebih tepat dibangun jalan empat lajur yang menyerupai jalan tol dari Duku Padang, ke Sicincin dengan biaya hanya sekitar Rp600 miliar.
"Kalau dibangun jalan tol tidak ada akses dan tempat bagi masyarakat membuka usaha, dan ini lebih tepat dibuat di kawasan industri," katanya.
Ia mengatakan kalau dibangun jalan tol dikhawatirkan ekonomi rakyat tidak begitu berkembang karena tidak bisa membuka usaha seperti rumah makan dan kedai.
Ia juga menilai kalau jalan tol tetap dibuat, Sumbar akan kehilangan keunggulan berupa tempat wisata yang indah dan dapat dinikmati pengendara.
"Selain itu pengendara juga tidak akan bisa menikmati kuliner yang selama ini dikenal enak dan menjadi daya tarik Sumbar," kata dia.
Jalan tol itu tertutup sama sekali tidak cocok untuk kawasan yang banyak daerah tujuan wisata seperti di Sumbar, ujarnya.
Sebelumnya, anggota Komisi VI DPR RI daerah pemilihan Sumbar Refrizal berpendapat pembangunan jalan tol jalur Padang-Bukittinggi akan memberikan manfaat yang besar bagi pertumbuhan ekonomi di daerah itu.
"Ini merupakan bagian dari tol Sumatera pada 2016 direncanakan akan mulai dilaksanakan pengerjaannya," kata dia.
Ia membayangkan jika tol Padang-Bukittinggi sudah selesai maka akan mendorong pertumbuhan ekonomi baru karena daerah tersebut merupakan tujuan wisata yang sudah cukup dikenal.
"Kalau selama ini wisatawan banyak ke puncak di Jawa Barat, pemandangan alam di jalur Padang-Bukittinggi jauh lebih menarik, tentu bisa jadi daerah tujuan baru,"kata dia.
Selain itu arus lalu lintas barang dan jasa akan menjadi lebih lancar karena akses jalan yang juga akan dihubungkan menuju Pekanbaru.
Refrizal menilai jalan yang ada selama ini sudah cukup padat apalagi malam hari banyak truk bermuatan besar sehingga kondisi jalan menjadi ramai.
"Apalagi saat Lebaran Padang-Bukittinggi bisa 10 jam waktu tempuh karena padatnya kendaraan," kata dia.
Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: