London (ANTARA News) - Buntut dari kemenangan kubu Brexit (Inggris Raya keluar dari Uni Eropa) atas Bremain (Inggris Raya tetap dalam Uni Eropa) mulai terlihat. Perdana Menteri Inggris, David Cameron, menyatakan akan segera mundur dari kursi pemerintahannya dalam waktu dekat.




Jumat waktu Indonesia, kubu Brexit menang dalam referendum penentuan posisi Inggris Raya dalam Uni Eropa, dengan perolehan 51,8 persen melawan 42 persen. Warga yang memilih Brexit terbanyak di luar kota besar.




Dalam lamannya, theguardian, Jumat petang, menyatakan, Cameron sangat bangga dengan semua yang telah dia lakukan sebagai perdana menteri, berpesan pada pendukungnya untuk memperjuangkan keputusan besar bukan mengekor semata.




Baca Juga : Turki berencana gelar referendum ala Inggris soal keanggotaan di UE




Sebelum ini, dia membentuk koalisi dan menggalang referendum untuk Skotlandia, dan kini menggelar referendum tentang keanggotaan Inggris Raya dalam Uni Eropa.




Menurut theguardian.com, Cameron bertempur untuk referendum ini dengan kepala dan hatinya. Dia memperjuangkan agar Inggris Raya tetap ada dalam Uni Eropa.




Tetapi ternyata warga Inggris memilih jalan yang berbeda sehingga dia menyatakan, Inggris Raya memerlukan perdana menteri baru.




Baca Juga : Kebanyakan rakyat Inggris cenderung pilih keluar dari Uni Eropa



Cameron menyatakan tidak akan mengumumkan jadwal pada hari ini, tapi perdana menteri baru Inggris Raya seharusnya ada di posisinya berbarengan dengan konferensi Partai Konservatif, partai yang mengusung dia di kurxi pemerintahan.