Ledakan ranjau guncang wilayah diplomatik di Kabul
23 Juni 2016 10:33 WIB
Aparat keamanan Afghanistan berjaga dekat lokasi ledakan di Kabul, Sabtu (4/1). Konvoi militer pasukan koalisi NATO yang dipimpin ISAF di bom diluar pangkalannya di daerah diplomatik Kabul pada hari Sabtu, tetapi tidak ada pasukan yang terluka, menurut keterangan aparat keamanan dan ISAF. (REUTERS/Mohammad Ismail)
Kabul (ANTARA News) - Ledakan mengguncang wilayah diplomatik di bagian tengah Ibu Kota Afghanistan, Kabul, Rabu malam (22/6), tapi tak merenggut korban, kata seorang pejabat.
Ledakan tersebut dipicu oleh satu Peledak Rakitan (IED) yang dipasang di satu taman di Permukiman Wazir Akbar Khan pada pukul 22.30 waktu setempat, demikian laporan Xinhua, Kamis pagi. Tapi tak ada korban jiwa atau kerusakan harta akibat ledakan itu, kata satu sumber keamanan.
Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Sediq Sediqqi mengatakan di akun Twitternya, "Satu ranjau meledak di Bukit Wazir Akbar Khan, tanpa merenggut korban jiwa. Polisi kami tiba di lokasi dan penyelidikan telah dilakukan mengenai peristiwa tersebut.
Kabul telah menyaksikan sejumlah serangan teror selama dua bulan belakangan.
Pada Senin (20/6), sebanyak 14 orang --termasuk 12 penjaga keamanan negara Nepal di satu kedutaan asing-- tewas dan sembilan orang lagi cedera setelah seorang pembom bunuh diri Taliban menyerang satu bus yang sedang melaju di Kabul Timur.
Saksi mata melihat sejumlah korban tewas dan dua orang yang terluka diangkut ke luar bus warna kuning, sementara kendaraan milik polisi dan dinas darurat mengelilingi tempat kejadian di wilayah Banae itu.
Serangan tersebut adalah yang terakhir dalam gelombang kekerasan belakangan ini, dan mempertegas tantangan yang dihadapi Pemerintah Afghanistan dan pendukung Baratnya, saat Washington terus menarik sisa pasukannya, meskipun perlawanan belum padam.
Sediq Sediqqi di akun Twitternya menyatakan 14 orang tewas dan delapan lagi terluka. Sementara itu polisi bekerja untuk mengidentifikasi korban itu, katanya.
Jumlah korban meliputi kontraktor keamanan dari Afghanistan dan Nepal, kata kepala polisi Kabul Abdul Rahman Rahimi.
Ia mengatakan pelaku pembom bunuh diri itu telah menunggu di dekat wilayah yang menjadi tempat singgah para kontraktor keamanan, dan menyerang saat kendaraan mereka bergerak pada pagi hari.
Selain penumpang bus, beberapa orang di pasar yang berdekatan juga terluka akibat serangan tersebut, yang terjadi pada saat bulan suci Ramadhan.
Taliban mengklaim berada di balik serangan itu, kata Juru Bicara utama kelompok itu Zabihullah Mujahid di dalam pernyataan di akun Twitternya.
Serangan tersebut mempertegas seriusnya ancaman keamanan terhadap Afghanistan, sejak mantan pemimpin Taliban Mullah Akhtar Mansour tewas dalam serangan pesawat tanpa awak milik Amerika Serikat pada Mei dan digantikan oleh Mullah Haibatullah Akhundzada.
Serangan itu terjadi setelah serangan bunuh diri terhadap satu bus yang mengangkut staf Kementerian Kehakiman di dekat Kabul pada Mei, dan sebuah terpisah di satu pengadilan di Kota Ghani pada 1 Juni.
Taliban menyatakan berada di balik kedua serangan tersebut, dan mengatakan itu adalah balas dendam terhadap pembunuhan enam orang tahanan Taliban.
Ledakan tersebut dipicu oleh satu Peledak Rakitan (IED) yang dipasang di satu taman di Permukiman Wazir Akbar Khan pada pukul 22.30 waktu setempat, demikian laporan Xinhua, Kamis pagi. Tapi tak ada korban jiwa atau kerusakan harta akibat ledakan itu, kata satu sumber keamanan.
Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Sediq Sediqqi mengatakan di akun Twitternya, "Satu ranjau meledak di Bukit Wazir Akbar Khan, tanpa merenggut korban jiwa. Polisi kami tiba di lokasi dan penyelidikan telah dilakukan mengenai peristiwa tersebut.
Kabul telah menyaksikan sejumlah serangan teror selama dua bulan belakangan.
Pada Senin (20/6), sebanyak 14 orang --termasuk 12 penjaga keamanan negara Nepal di satu kedutaan asing-- tewas dan sembilan orang lagi cedera setelah seorang pembom bunuh diri Taliban menyerang satu bus yang sedang melaju di Kabul Timur.
Saksi mata melihat sejumlah korban tewas dan dua orang yang terluka diangkut ke luar bus warna kuning, sementara kendaraan milik polisi dan dinas darurat mengelilingi tempat kejadian di wilayah Banae itu.
Serangan tersebut adalah yang terakhir dalam gelombang kekerasan belakangan ini, dan mempertegas tantangan yang dihadapi Pemerintah Afghanistan dan pendukung Baratnya, saat Washington terus menarik sisa pasukannya, meskipun perlawanan belum padam.
Sediq Sediqqi di akun Twitternya menyatakan 14 orang tewas dan delapan lagi terluka. Sementara itu polisi bekerja untuk mengidentifikasi korban itu, katanya.
Jumlah korban meliputi kontraktor keamanan dari Afghanistan dan Nepal, kata kepala polisi Kabul Abdul Rahman Rahimi.
Ia mengatakan pelaku pembom bunuh diri itu telah menunggu di dekat wilayah yang menjadi tempat singgah para kontraktor keamanan, dan menyerang saat kendaraan mereka bergerak pada pagi hari.
Selain penumpang bus, beberapa orang di pasar yang berdekatan juga terluka akibat serangan tersebut, yang terjadi pada saat bulan suci Ramadhan.
Taliban mengklaim berada di balik serangan itu, kata Juru Bicara utama kelompok itu Zabihullah Mujahid di dalam pernyataan di akun Twitternya.
Serangan tersebut mempertegas seriusnya ancaman keamanan terhadap Afghanistan, sejak mantan pemimpin Taliban Mullah Akhtar Mansour tewas dalam serangan pesawat tanpa awak milik Amerika Serikat pada Mei dan digantikan oleh Mullah Haibatullah Akhundzada.
Serangan itu terjadi setelah serangan bunuh diri terhadap satu bus yang mengangkut staf Kementerian Kehakiman di dekat Kabul pada Mei, dan sebuah terpisah di satu pengadilan di Kota Ghani pada 1 Juni.
Taliban menyatakan berada di balik kedua serangan tersebut, dan mengatakan itu adalah balas dendam terhadap pembunuhan enam orang tahanan Taliban.
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016
Tags: