Jakarta (ANTARA News) - Direktur Operasi dan Teknik PT Angkasa Pura (AP) II Djoko Murjatmodjo mengharapkan pembangunan tahap I jalur penghubung pergerakan pesawat di sisi Timur ("east cross taxi way") Bandara Soekarno-Hatta dapat mulai dilaksanakan pada September 2016.

"Kalau September jalan, tahap satu selesai kira-kira 8 bulan atau 9 bulan karena tidak terlalu besar ya, jadi tahun depan," katanya di sela-sela menerima kunjungan Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik di Pusat Pelayanan Lalu Lintas Udara Jakarta ("Jakarta Air Traffic Service Center"/JATSC) di Jalan Raya Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu malam.

Dia mengharapkan tahap satu pembangunan selesai pada 2017 jika tidak ada kendala pada proses "tender".

Djoko mengatakan pembangunan jalur penghubung itu telah ditawarkan dan mengharapkan pihak yang bersedia segera merealisasikannya.

"Tender mudah-mudahan tidak batal karena kita itu seringnya tender batal terus kan ya, yang memasukkan penawaran hanya dua dan segala macam, ya mudah-mudahan Agustus, September sudah bisa jalan," ujarnya.

Djoko mengatakan pembangunan jalur itu juga diperuntukkan untuk mendorong infrastruktur penunjang dalam meningkatkan frekuensi penerbangan di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten hingga 86 pergerakan dari 72 pergerakan per jam.

Dia mengatakan pembangunan "east cross taxi way" itu dilakukan pada tiga tahap di antaranyan tahap pertama ncakup pembangunan jalur penghubung di bagian sisi utaranya, dilanjutkan tahap dua pada 2017 untuk membuat jembatan penghubung.

"Tahap pertama itu untuk bagian yang sisi utara, tahun depan itu tahap kedua kita buat jembatan, kemudian tahap ketiganya menyambung ke runway (landasan terbang) selatan. Ada tiga tahap karena membuat jembatannya ini juga lumayan besar, jembatan untuk pesawat dengan bentang yang cukup lebar sehingga harus ekstra hati-hati," jelasnya.

Selain itu, Djoko mengatakan kerja sama dengan penyedia jasa konsultasi layanan transportasi udara asal Inggris, National Air Traffic Services (NATS) secara garis besar mencakup dua hal yakni upaya penanganan lalu lintas udara dan mengulas kapasitas landasan dan terminal.

"Kemudian juga kita akan diidentifikasi oleh NATS untuk kebutuhan infrastruktur tambahan apa yang diperlukan tapi bukan yang major (utama) ya yang minor, misalnya menambah high speed exit taxi way," tuturnya.

"High speed exit taxiway" merupakan jalur yang berguna untuk mempersingkat masa penggunaan landasan terbang pada saat pendaratan pesawat dengan sudut beloknya sekitar 30 derajat sampai 45 derajat.

Djoko mengatakan untuk meningkatkan kapasitas frekuensi penerbangan di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, NATS juga merekomendasikan pembangunan "east cross taxi way", sehingga pihaknya akan segera melaksanakannya.

Dia mengatakan pihaknya telah menambahkan dua jalur "high speed exit taxi way".

Dia mengharapkan akan ada rekomendasi lainnya untuk perbaikan dan pengoptimalan kapasitas bandara itu, misalnya perbaikan pada terminal.

Sementara itu, dia mengatakan pihaknya akan melakukan perbaikan landasan untuk meningkatkan kapasitas penerbangan di bandara itu.

"Sore ini (22/6) kita tandatangani kontrak dengan PT Hutama Karya kemudian pertengahan Juli sesudah Lebaran akan dimulai. Kita butuh waktu lima belas bulan untuk perbaikan landasan," tuturnya.

Dia mengatakan perbaikan landasan akan dilakukan secara bertahap.

"Karena terminal internasionalnya ada di utara jadi prioritasnya yang ada di landasan utara dulu. Nanti bertahap taxi way, cross taxi way barat juga harus diperbaiki sampai dengan runway (landasan terbang) selatan juga akan kita perbaiki," katanya.