Pemakaian air ini menguatkan identifikasi uang melalui metode 3D selama ini, yaitu dilihat, diraba dan diterawang.
Pengecekan dengan air cukup mudah, yakni dengan mengoleskan permukaan uang yang dicurigai dengan jari yang sudah dibasahi dengan air.
"Kalau uang asli walaupun masuk ke mesin cuci, tintanya tidak akan luntur," ucapnya.
Sementara itu, Deputi Pemimpin BI Provinsi Riau, Irwan Mulawarman, mengatakan, pelaku kriminal pemalsu uang rupiah kini menggunakan teknologi yang makin canggih.
"Pelaku kini makin canggih, mereka tinggal satu tingkat lagi untuk bisa memalsukan semua ciri yang ada di uang Rupiah. Kalau untuk barang seperti tas, ini ibarat KW (kualitas palsu) super," katanya.
Ia mengatakan, semakin banyak pelaku pemalsuan uang akan menggoyang ekonomi Indonesia karena membuat peredaran Rupiah semakin banyak. "Semakin banyak dipalsukan, nilai rupiah makin rendah," katanya.
Di Riau, ditemukan 426 lembar rupiah palsu pada 2014, 606 lembar pada 2015, dan hingga Mei 2016 sudah ada 680 lembar uang palsu yang ditemukan.