Jakarta (ANTARA News) - Membeli baju baru merupakan tradisi umat Islam di Indonesia menjelang perayaan Idul Fitri. Di era digital seperti sekarang, tradisi ini membuat trafik e-commerce melonjak tajam.

Dalam siaran persnya yang diterima ANTARA News, Selasa, perusahaan nama domain dan keamanan internet, Verisign, mengungkapkan bahwa pada 2015, transaksi e-commerce meningkat sebesar 96 persen selama Ramadhan.

Terlebih, tahun ini sejumlah pelaku e-commerce menyelenggarakan Hari Belanja Online Ramadhan (Harboldan) yang dimulai tanggal 26 Mei – 24 Juni 2016, dimana mereka memberikan diskon spesial kepada para pelanggan, sehingga semakin menarik minat masyarakat untuk berbelanja online.

"Hal ini tentu merupakan peluang yang bagus bagi e-commerce untuk meraup pendapatan berlipat selama mereka bisa memperhitungkan keamanan dan kepuasan pelanggan," tulis Verisign.

"E-commerce bisa meraup pendapatan mencapai miliaran rupiah selama Ramadhan, namun jika terjadi downtime, atau sistem TI yang mogok, meski hanya beberapa menit dapat berdampak signifikan terhadap pendapatan maupun reputasi e-commerce tersebut," lanjutnya.

Berikut beberapa tips dari Verisign yang perlu diperhatikan e-commerce untuk menjaga keamanan dan memastikan situs e-commerce tetap bisa diakses selama Ramadhan.

1. Bersiap untuk hal terburuk, rencanakan yang terbaik Untuk memastikan keamanan dan ketersediaan website, pelaku e-commerce harus bersiap-siap untuk kemungkinan terburuk melalui perencanaan respon terhadap eskalasi atau insiden dengan membuat standard operating procedure (SOP) ketika terjadi downtime, termasuk membentuk dan melatih tim incident-response atau tim yang akan merespon cepat sebuah insiden tertentu.

Mereka juga harus rajin memantau website untuk memastikan bahwa sistem mereka sehat dan mengidentifikasi keanehan atau gangguan yang terjadi dengan cepat dan akurat, serta menyediakan failover atau pemindahan fungsi secara otomtais untuk mem-backup IP address, sehingga website tetap bisa di-akses.

2. Mengembangkan Infrastruktur Optimalkan skalabilitas dan kinerja infrastruktur internet dengan menampilkan peningkatan trafik website selama musim belanja Ramadhan.

Apakah pebisnis mengelola website secara internal atau menggunakan jasa pihak ketiga, rekam jejak dalam menjaga tingkat kepuasaan pelanggan di bulan-bulan lain yang bukan tergolong peak season tidak bisa menjadi indikator bahwa kualitas pelayanan akan terjaga di saat musim-musim khusus, seperti Ramadhan.

Jika skalabilitas atau kinerja infrastruktur yang ada tidak dioptimalkan, maka bisa berimbas pada pendapatan dan reputasi e-commerce tersebut.

3. Waspada pada serangan DDoS Verisign baru saja mengeluarkan laporan terbaru mengenai Tren Distributed Denial of Service (DDoS) untuk kuartal pertama tahun 2016 yang menyebutkan bahwa angka serangan meningkat sebesar 111 persen dari tahun ke tahun.

Studi ini juga mengungkapkan bahwa sector e-commerce dan iklan online hanya melakukan mitigasi sebanyak 4 persen.

Dengan meningkatnya ukuran dan kompleksitas serangan DDoS ini, perusahaan harus mempertimbangkan layanan internet security untuk melindungi server web dan DNS. Jika website mengalami downtime, perusahaan e-commerce bisa terdepak dari bisnis. Pendekatan berbasis cloud bisa menjadi salah satu alternatif yang hemat biaya untuk manajemen dan perlindungan DNS.

4. Terapkan sistem keamanan terbaik dengan bermitra dengan penyedia layanan kemanan yang menyediakan layanan holistik Tidak semua situs dilengkapi dengan kemampuan cyber intelligence. Penyedia layanan keamanan dapat membantu mengidentifikasi dan memahami dengan cepat berbagai masalah keamanan dan implikasinya, memastikan strategi mitigasi dan pemulihan yang efektif, serta membangun perencanaan yang jelas untuk meningkatkan keamanan.

Untuk bulan Ramadhan khususnya, pelaku e-commerce bisa memanfaatkan layanan holistik yang dirancang untuk membantu menjaga website e-commerce selama puncak musim belanja.