Jokowi tinjau tol Cimanggis-Cibitung perlancar interkoneksi
21 Juni 2016 15:26 WIB
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) didampingi Menteri PU dan PR Basuki Hadimuljono (kiri), Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk. M. Choliq (ketiga kanan), Direktur Utama PT Bakrie & Brothers Tbk. Bobby Gafur Umar (kedua kanan) dan Direktur PT Cimanggis Cibitung Tollways AD Erlangga (kanan) meninjau perkembangan pembangunan jalan tol Cimanggis - Cibitung di Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Selasa (21/6/2016). (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
Cimanggis, Bogor (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo telah meninjau pembangunan jalan tol Cimanggis-Cibitung yang bertujuan untuk memperlancar interkoneksi di Jabodetabek.
"Satu lagi ini yang bermasalah juga ini sudah sejak 2006, jadi kita ambil alih dari swasta dan sekarang dikerjakan oleh Waskita," kata Jokowi saat meninjau pembangunan jalan tol tersebut di Cimanggis, Bogor pada Selasa siang.
Menurut Jokowi, kendala yang terjadi adalah terhentinya pengerjaan oleh kontraktor sebelumnya kendati konsesi sudah diberikan.
Presiden menegaskan hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi penerusan pembangunan jalan tol yang terhenti adalah dengan mengambil alih dan memulai kembali pembangunannya.
"Pembebasan lahan ini belum ada 1%, ... untuk yang sepanjang 26 kilometer baru 0,7% memang baru kecil," jelas Kepala Negara.
Presiden menjelaskan jika ada pihak yang menggugat maka akan dihadapi oleh pemerintah karena pembangunan tol tersebut untuk kepentingan masyarakat Indonesia.
"Yang paling penting 1, kalau ada gugatan ya ini untuk kepentingan jutaan orang. Tidak bisa kita dikalahkan hanya 1-2 orang, tidak. Yang kedua proyek ini harus jalan karena ini untuk mengatasi kemacetan yang sudah amat sangat," jelas Jokowi.
Menurut Presiden, pemerintah berencana menuntaskan sejumlah proyek jalan tol yang pembangunannya tersendat.
"Kita akan pergi ke tempat-tempat yang sudah lama memulai ground breaking, berhenti-henti," jelas Jokowi.
Jalur tol tersebut menghubungkan jalan tol di Depok, Jagorawi, Cimanggis, Cibubur, Cileungsi, Bantargebang, Setu serta Cibitung sepanjang sekitar 25,39 kilometer.
Nilai investasi yang diperlukan untuk pembangunan tol tersebut sebesar Rp 4,524 triliun.
Sejumlah menteri yang turut mendampingi Presiden antara lain Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.
"Satu lagi ini yang bermasalah juga ini sudah sejak 2006, jadi kita ambil alih dari swasta dan sekarang dikerjakan oleh Waskita," kata Jokowi saat meninjau pembangunan jalan tol tersebut di Cimanggis, Bogor pada Selasa siang.
Menurut Jokowi, kendala yang terjadi adalah terhentinya pengerjaan oleh kontraktor sebelumnya kendati konsesi sudah diberikan.
Presiden menegaskan hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi penerusan pembangunan jalan tol yang terhenti adalah dengan mengambil alih dan memulai kembali pembangunannya.
"Pembebasan lahan ini belum ada 1%, ... untuk yang sepanjang 26 kilometer baru 0,7% memang baru kecil," jelas Kepala Negara.
Presiden menjelaskan jika ada pihak yang menggugat maka akan dihadapi oleh pemerintah karena pembangunan tol tersebut untuk kepentingan masyarakat Indonesia.
"Yang paling penting 1, kalau ada gugatan ya ini untuk kepentingan jutaan orang. Tidak bisa kita dikalahkan hanya 1-2 orang, tidak. Yang kedua proyek ini harus jalan karena ini untuk mengatasi kemacetan yang sudah amat sangat," jelas Jokowi.
Menurut Presiden, pemerintah berencana menuntaskan sejumlah proyek jalan tol yang pembangunannya tersendat.
"Kita akan pergi ke tempat-tempat yang sudah lama memulai ground breaking, berhenti-henti," jelas Jokowi.
Jalur tol tersebut menghubungkan jalan tol di Depok, Jagorawi, Cimanggis, Cibubur, Cileungsi, Bantargebang, Setu serta Cibitung sepanjang sekitar 25,39 kilometer.
Nilai investasi yang diperlukan untuk pembangunan tol tersebut sebesar Rp 4,524 triliun.
Sejumlah menteri yang turut mendampingi Presiden antara lain Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.
Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: