Penurunan suku bunga dorong penerbitan obligasi korporasi
20 Juni 2016 21:26 WIB
IHSG Ditutup Menguat Pialang memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Mandiri Sekuritas, Jakarta, Senin (29/2/16). Perdagangan IHSG pada awal pekan ini ditutup menguat 37,81 poin atau 0,80% ke level 4.770,96. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Jakarta (ANTARA News) - Mandiri Sekuritas menilai kecenderungan atau tren penurunan suku bunga akan mendorong penerbitan surat utang atau obligasi korporasi pada tahun 2016 ini akan ramai.
"Suku bunga sedang menuju tren turun, biasanya perusahaan memang banyak menerbitkan surat utang karena mereka mengejar momen bunga rendah," ujar Direktur Utama PT Mandiri Sekuritas, Abiprayadi Riyanto di Jakarta, Senin.
Abiprayadi menyampaikan hingga Mei 2016, Mandiri Sekuritas telah menyelesaikan delapan transaksi obligasi senilai Rp4,7 triliun. Pangsa pasar Mandiri Sekuritas dari penerbitan obligasi sebesar 15,4 persen.
"Kami optimistis sampai akhir tahun bisa selesaikan total 40 mandat penjaminan emisi obligasi dan saham, naik dari 35 emisi yang deal di 2015," katanya.
Sementara itu, Head of Fixed Income Research Mansek, Handy Yunianto mengatakan bahwa sejak awal tahun hingga 9 Juni 2016, imbal hasil obligasi sudah mencapai 12 persen. Sementara sepanjang tahun lalu, imbal hasil obligasi hanya mencapai 2,35 persen.
"Imbal hasil yang positif itu seiring dengan indikator global dan domestik yang cukup mendukung bagi pasar obligasi di dalam negeri," kata Handy.
Dari Amerika Serikat, lanjut dia, bank sentral AS (The Fed) yang memberi sinyal untuk tidak terburu-buru (dovish) menaikkan suku bunga acuan, membuat obligasi di negara-negara berkembang kembali menarik. Sementara dari dalam negeri, penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) pada Kamis (16/6) lalu juga turut memberi sentimen positif bagi pasar obligasi domestik.
"Namun sentimen dari Brexit (Inggris keluar dari Uni Eropa) yang mungkin menjadi kekhawatiran di dalam negeri, karena obligasi di negara kita sebesar 33 persennya dikuasai oleh asing, mau tidak mau risiko itu ada," katanya.
"Suku bunga sedang menuju tren turun, biasanya perusahaan memang banyak menerbitkan surat utang karena mereka mengejar momen bunga rendah," ujar Direktur Utama PT Mandiri Sekuritas, Abiprayadi Riyanto di Jakarta, Senin.
Abiprayadi menyampaikan hingga Mei 2016, Mandiri Sekuritas telah menyelesaikan delapan transaksi obligasi senilai Rp4,7 triliun. Pangsa pasar Mandiri Sekuritas dari penerbitan obligasi sebesar 15,4 persen.
"Kami optimistis sampai akhir tahun bisa selesaikan total 40 mandat penjaminan emisi obligasi dan saham, naik dari 35 emisi yang deal di 2015," katanya.
Sementara itu, Head of Fixed Income Research Mansek, Handy Yunianto mengatakan bahwa sejak awal tahun hingga 9 Juni 2016, imbal hasil obligasi sudah mencapai 12 persen. Sementara sepanjang tahun lalu, imbal hasil obligasi hanya mencapai 2,35 persen.
"Imbal hasil yang positif itu seiring dengan indikator global dan domestik yang cukup mendukung bagi pasar obligasi di dalam negeri," kata Handy.
Dari Amerika Serikat, lanjut dia, bank sentral AS (The Fed) yang memberi sinyal untuk tidak terburu-buru (dovish) menaikkan suku bunga acuan, membuat obligasi di negara-negara berkembang kembali menarik. Sementara dari dalam negeri, penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) pada Kamis (16/6) lalu juga turut memberi sentimen positif bagi pasar obligasi domestik.
"Namun sentimen dari Brexit (Inggris keluar dari Uni Eropa) yang mungkin menjadi kekhawatiran di dalam negeri, karena obligasi di negara kita sebesar 33 persennya dikuasai oleh asing, mau tidak mau risiko itu ada," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: