Menteri Desa ajak masyarakat ikut transmigrasi
19 Juni 2016 19:58 WIB
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar (kiri) meninjau dan berdialog dengan beberapa tukang perahu di Dermaga Teluk Nara yang terletak di Desa Malaka, Pemenang, Lombok Utara NTB, Kamis (19/2/15. (ANTARA FOTO/HO)
Jakarta (ANTARA News) - Menterri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar mengajak masyarakat khususnya di pedesaan untuk ikut program transmigrasi agar meningkat taraf kehidupan dan kesejahteraan dengan mengerjakan lahan baru yang subur dan luas di luar Jawa.
Program transmigrasi telah digarap sejak zaman orde baru itu diyakini mampu mendongkrak pembangunan nasional melalui pengembangan kawasan yang terisolasi menjadi daerah berkembang.
"Transmigrasi menjadi salah satu program unggulan untuk mewujudkan Nawa Cita pemerintah. Selain dapat melakukan pengembangan kawasan, transmigrasi juga dalam rangka pemerataan kesejahteraan masyarakat," katanya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu.
Marwan menjelaskan, selain untuk membantu mengentaskan kemiskinan, program transmigrasi juga akan berpengaruh besar pada pemerataan pembangunan. Pasalnya, hingga saat ini program transmigrasi terbukti berhasil mengentaskan kemiskinan, seperti kawasan transmigrasi di wilayah Sumatera dan Kalimantan.
Dengan membuka lahan perkebunan seluas 391.559 hektar, program transmigrasi telah memicu pertumbuhan dan berkembangnya pusat produksi baru berbasis pertanian yakni perkebunan kelapa sawit dan karet. "Potensi pusat ekonomi baru tersebut juga berimplikasi pada terciptanya lapangan kerja baru. Tercatat, sebanyak 4.900.200 tenaga kerja permanen yang berhasil diserap di kawasan transmigrasi," ujarnya.
Khususnya di Kalimanat Timur, lanjut Marwan, kawasan transmigras telah berhasil menjadi sentra ekonomi masayarakat setempat melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Padang Jaya Kecamatan Kuaro Kabupaten Paser yang telah memiliki aset senilai Rp1,3 miliar.
"Desa Padang Jaya itu merupakan kawasan eks Unit Pemukiman Pemukiman Transmigrasi (UPT), sekarang sudah punya BUMDes yang bergerak di beberapa bidang yang mencakup kebutuhan sehari-hari masyarakat setempat, salah satunya penyediaan air bersih dengan penghasilan kotor berkisar Rp12 sampai Rp13 juta. Ini tentu hasil yang fantastis," katanya.
Marwan menegaskan, masih ada 619 kawasan transmigrasi lainnya yang saat ini berkembang menjadi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru dengan terbentuknya 10.368 wirausaha transmigrasi mandiri, kawasan tersebut memiliki potensi pengembangan buah organik seperti pepaya, bengkuang dan buah naga.
"Buah organik itu kekayaan alam di sejumlah kawasan transmigrasi yang tengah kita kembangkan. Jika ini berjalan efektif, tentu akan berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat," kata Marwan.
Program transmigrasi telah digarap sejak zaman orde baru itu diyakini mampu mendongkrak pembangunan nasional melalui pengembangan kawasan yang terisolasi menjadi daerah berkembang.
"Transmigrasi menjadi salah satu program unggulan untuk mewujudkan Nawa Cita pemerintah. Selain dapat melakukan pengembangan kawasan, transmigrasi juga dalam rangka pemerataan kesejahteraan masyarakat," katanya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu.
Marwan menjelaskan, selain untuk membantu mengentaskan kemiskinan, program transmigrasi juga akan berpengaruh besar pada pemerataan pembangunan. Pasalnya, hingga saat ini program transmigrasi terbukti berhasil mengentaskan kemiskinan, seperti kawasan transmigrasi di wilayah Sumatera dan Kalimantan.
Dengan membuka lahan perkebunan seluas 391.559 hektar, program transmigrasi telah memicu pertumbuhan dan berkembangnya pusat produksi baru berbasis pertanian yakni perkebunan kelapa sawit dan karet. "Potensi pusat ekonomi baru tersebut juga berimplikasi pada terciptanya lapangan kerja baru. Tercatat, sebanyak 4.900.200 tenaga kerja permanen yang berhasil diserap di kawasan transmigrasi," ujarnya.
Khususnya di Kalimanat Timur, lanjut Marwan, kawasan transmigras telah berhasil menjadi sentra ekonomi masayarakat setempat melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Padang Jaya Kecamatan Kuaro Kabupaten Paser yang telah memiliki aset senilai Rp1,3 miliar.
"Desa Padang Jaya itu merupakan kawasan eks Unit Pemukiman Pemukiman Transmigrasi (UPT), sekarang sudah punya BUMDes yang bergerak di beberapa bidang yang mencakup kebutuhan sehari-hari masyarakat setempat, salah satunya penyediaan air bersih dengan penghasilan kotor berkisar Rp12 sampai Rp13 juta. Ini tentu hasil yang fantastis," katanya.
Marwan menegaskan, masih ada 619 kawasan transmigrasi lainnya yang saat ini berkembang menjadi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru dengan terbentuknya 10.368 wirausaha transmigrasi mandiri, kawasan tersebut memiliki potensi pengembangan buah organik seperti pepaya, bengkuang dan buah naga.
"Buah organik itu kekayaan alam di sejumlah kawasan transmigrasi yang tengah kita kembangkan. Jika ini berjalan efektif, tentu akan berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat," kata Marwan.
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: