BRIsat naikkan pendapatan komisi BRI 10 persen
19 Juni 2016 14:03 WIB
Roket Ariane 5 yang membawa BRIsat, diluncurkan dari fasilitas antariksa Arianespace, Kourou, Guyana Perancis, Sabtu (18/6/2016). Satelit perbankan pertama di dunia milik PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tersebut berhasil meluncur pada Sabtu (18/6/2016) waktu Kourou, Guyana Perancis, atau Minggu (19/6/2016) dini hari waktu Indonesia. (ANTARA FOTO/Ismar Patrizki)
Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menyatakan satelit BRIsat akan membantu perseroan meningkatkan pendapatan berbasis komisi menjadi 10 persen pada 2016 dari 7 persen di akhir 2015, sehingga akan menurunkan persentase pendapatan BRI dari pendapatan bunga.
Peningkatan pendapatan komisi (fee based income/fbi) itu karena BRIsat akan digunakan untuk memperbanyak jangkauan produk perbankan elektronik melalui agen BRILink, kata Direktur Konsumer BRI Sis Apik Wijayanto menjawab mengenai manfaat BRIsat, di Jakarta, Minggu.
Selain itu, bank dengan laba terbesar di Indonesia itu juga bermaksud untuk meningkatkan pendapatan dari mewabahnya tren perdagangan daring (e-commerce). BRIsat, kata Sis, akan menyediakan sarana prasarana teknologi agar BRI bisa merambah pasar e-commerce tersebut.
"Dengan adanya produk digital banking, fee-based income meningkat dari tujuh persen ke 10 persen dari total pendapatan," ujar dia.
Emiten bersandi BBRI itu juga akan memanfaatkan penghematan biaya operasional satelit dengan adanya BRIsat untuk meningkatkan efisiensi perbankan.
Sis mengatakan BRIsat menghemat biaya operasional satelit hingga 40 persen. Pasalnya, dengan BRIsat, BRI mengeluarkan Rp3,375 triliun untuk masa penggunaan BRIsat selama 15-17 tahun.
Sedangkan, sebelum ada BRIsat, BRI harus menyewa satelit dengan biaya Rp500 miliar per tahun.
BRIsat juga akan menyediakan teknologi untuk kegiatan perbankan yang diperlukan lebih dari 10.600 kantor cabang BRI, 236 ribu gerai jaringan elektronik dan 53 juta nasabah BRI.
Peningkatan efisiensi perbankan di BRI ini juga diharapkan dapat memperluas ruang bagi perseroan untuk menurunkan bunga pinjaman ke masyarakat.
Setelah tiga kali tertunda, BRIsat akhirnya meluncur ke orbit pada Minggu pagi ini pukul 04.39 WIB, atau Sabtu (18/6) pukul 17.30 WIB waktu Kourou, French Guyana, Amerika Selatan.
BRIsat dibawa oleh roket peluncur Ariane 5 dari Bandar Antariksa Guyana di Kourou.
BRIsat menurut rencana BRI akan mengorbit di atas Pulau Papua, Indonesia. Orbit tujuannya adalah Geostationary dengan titik koordinat 150.5 derajat Lintang Timur.
Setelah menemukan orbit, dan penyerahan resmi dari perusahaan pembuat satelit, SSL ke BRI, BRIsat akan efektif beroperasi memfasilitasi layanan perbankan dengan estimasti waktu 50 hari pascapeluncuran, atau pada pekan kedua Agustus 2016, menurut Direktur Utama BRI Asmawi Syam sebelumnya.
BRIsat sebelumnya sempat mengalami tiga kali penundaan peluncuran karena kerusakan teknis pada roket peluncur dan gangguan cuaca.
Peningkatan pendapatan komisi (fee based income/fbi) itu karena BRIsat akan digunakan untuk memperbanyak jangkauan produk perbankan elektronik melalui agen BRILink, kata Direktur Konsumer BRI Sis Apik Wijayanto menjawab mengenai manfaat BRIsat, di Jakarta, Minggu.
Selain itu, bank dengan laba terbesar di Indonesia itu juga bermaksud untuk meningkatkan pendapatan dari mewabahnya tren perdagangan daring (e-commerce). BRIsat, kata Sis, akan menyediakan sarana prasarana teknologi agar BRI bisa merambah pasar e-commerce tersebut.
"Dengan adanya produk digital banking, fee-based income meningkat dari tujuh persen ke 10 persen dari total pendapatan," ujar dia.
Emiten bersandi BBRI itu juga akan memanfaatkan penghematan biaya operasional satelit dengan adanya BRIsat untuk meningkatkan efisiensi perbankan.
Sis mengatakan BRIsat menghemat biaya operasional satelit hingga 40 persen. Pasalnya, dengan BRIsat, BRI mengeluarkan Rp3,375 triliun untuk masa penggunaan BRIsat selama 15-17 tahun.
Sedangkan, sebelum ada BRIsat, BRI harus menyewa satelit dengan biaya Rp500 miliar per tahun.
BRIsat juga akan menyediakan teknologi untuk kegiatan perbankan yang diperlukan lebih dari 10.600 kantor cabang BRI, 236 ribu gerai jaringan elektronik dan 53 juta nasabah BRI.
Peningkatan efisiensi perbankan di BRI ini juga diharapkan dapat memperluas ruang bagi perseroan untuk menurunkan bunga pinjaman ke masyarakat.
Setelah tiga kali tertunda, BRIsat akhirnya meluncur ke orbit pada Minggu pagi ini pukul 04.39 WIB, atau Sabtu (18/6) pukul 17.30 WIB waktu Kourou, French Guyana, Amerika Selatan.
BRIsat dibawa oleh roket peluncur Ariane 5 dari Bandar Antariksa Guyana di Kourou.
BRIsat menurut rencana BRI akan mengorbit di atas Pulau Papua, Indonesia. Orbit tujuannya adalah Geostationary dengan titik koordinat 150.5 derajat Lintang Timur.
Setelah menemukan orbit, dan penyerahan resmi dari perusahaan pembuat satelit, SSL ke BRI, BRIsat akan efektif beroperasi memfasilitasi layanan perbankan dengan estimasti waktu 50 hari pascapeluncuran, atau pada pekan kedua Agustus 2016, menurut Direktur Utama BRI Asmawi Syam sebelumnya.
BRIsat sebelumnya sempat mengalami tiga kali penundaan peluncuran karena kerusakan teknis pada roket peluncur dan gangguan cuaca.
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016
Tags: