Jakarta (ANTARA News) - Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai bahwa tren pertumbuhan ekonomi nasional yang masih berlangsung seiring dengan pembangunan infrastruktur berpotensi memicu perusahaan terutama sektor konstruksi mencari pendanaan ke pasar modal melalui mekanisme penawaran umum perdana saham (IPO).

"Perusahaan sektor konstruksi salah satu faktor dalam pembangunan, maka itu banyak perusahaan konstruksi akan membutuhkan dana, pasar modal bisa menjadi alternatifnya," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Samsul Hidayat di Jakarta, Jumat.

Ia menambahkan bahwa setelah perusahaan itu tercatat sebagai emiten di BEI, maka akan dikenal masyarakat luas dan perusahaan itu juga memiliki akses yang lebih kuat terhadap sumber-sumber pendanaan dari pasar modal lainnya, salah satunya dengan menerbitkan obligasi.

"Sebenernya enak kalau sudah jadi perusahaan publik atau emiten, pendanaan bisa tidak jadi masalah. Yang penting ada proyek yang dikerjakan. Dana bisa dari obligasi," katanya.

Samsul Hidayat juga menyampaikan bahwa pihaknya optimistis pelaksanaan penawaran umum perdana saham pada semester II 2016 ini akan marak, diharapkan dapat mencapai 20 perusahaan.

"Potensi IPO pada semester kedua cukup banyak, minimal 20 perusahaan yang akan IPO, dan memang perusahaan-perusahaan yang berniat IPO sudah mengabarkan," ujarnya.

Samsul Hidayat mengemukakan bahwa PT Anugerah Berkah Mandiri berencana melakukan IPO pada semester II 2016 dengan target dana hingga Rp4-Rp4,5 triliun. Anugerah Berkah Mandiri akan melepas sekitar 35 persen saham ke publik.

Ia menyampaikan bahaw perusahaan itu sudah menggelar "mini expose" kepada pihak Bursa Efek Indonesia pada Rabu (15/6), kemarin.

BEI mencatat, sejak awal tahun 2016 ini telah terdapat enam emiten yang resmi mencatatkan sahamnya yakni PT Mitra Pemuda Tbk, PT Mahaka Radio Integra Tbk, PT Bank Artos Indonesia Tbk, PT Bank Ganesha Tbk, PT Cikarang Listrindo Tbk, dan PT Sillo Maritime Perdana Tbk.