Jakarta (ANTARA News) - Potensi market Internet of Thing (IoT) di Indonesia dinilai sangat besar, sehingga diharapkan Indonesia mampu menjadi pemeran utama dalam pertumbuhan IoT di Asia Tenggara.

Hal itu terlihat dari perkembangan IoT di sejumlah sektor di Indonesia termasuk manufaktur dan retail, transportasi dan logistik, perbankan dan keuangan, serta smart city (pelayanan publik).

"Internet menghubungkan manusia, bayangkan jika internet digunakan untuk menghubungkan yang lainnya. Tujuannya untuk mempermudah kehidupan," kata Head of the ICT Committee Amcham, Abhisek Shah, dalam Panel Session Konferensi Asia IoT Business Platform, di Balai Kota Jakarta, Kamis.

"Contoh sederhana aplikasi untuk sampah yang memudahkan masyarakat, sekaligus petugas maupun pemerintah kota," sambung dia.

Terkait smart city, Jakarta menjadi salah satu kota di Indonesia yang telah menerapkan IoT sebagai pendukung sektor pelayanan publiknya, melalui portal Jakarta Smart City.

"IoT salah satu bagian pengembangan Jakarta Smart City. Tujuan IoT adalah untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, serta efisiensi lebih baik dalam proses pelaksanaan pelayanan," Kepala UPT Jakarta Smart City Pemerintah Provinsi Jakarta, Setiaji, di Jakarta, Kamis.

Penerapan IoT melalui Jakarta Smart City, menghadirkan kemudahan bagi warga unruk menyampaikan keluhan tentang masalah-masalah yang terjadi di daerah sekitarnya, antara lain pelanggaran lalu lintas, kerusakan yang dilakukan terhadap fasilitas umum, sampah, pengemis, PKL liar, hingga banjir.

Tidak hanya itu, Jakarta Smart City juga memudahkan pemerintah pusat dalam melacak kinerja para pejabat yang bertanggung jawab dalam menangani masalah perkotaan.

Menurut Setiaji, terdapat sekitar 200 hingga 300 laporan pengaduan setiap hari untuk setiap departemen.

Dengan populasi lebih dari 235 juta jiwa dan 297 juta jiwa pelanggan seluler menempatkan Indonesia sebagai negara terbesar ke-4 di dunia, diharapkan Indonesia akan menjadi pemeran utama dalam pertumbuhan IoT terbesar di Asia Tenggara.