KKP akan bangun laboratorium kultur jaringan di Lembata
16 Juni 2016 08:31 WIB
Petani memikul rumput laut hasil panennya di pinggiran pantai Dusun Kertasari, Desa Labuan Kertasari, Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat, NTB, Selasa (10/2/2015). (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)
Kupang (ANTARA News) - Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan membangun laboratorium kultur jaringan untuk memperbaiki kualitas bibit rumput laut di perairan Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.
Bupati Lembata Eliaser Yantje Sunur yang dihubungi Antara dari Kupang, Kamis, membenarkan rencana Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk membangun laboratorium kultur jaringan di Lembata untuk memperbaiki mutu rumput laut di perairan pantai setempat.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiatuti ketika berkunjung ke Lembata, Jumat (10/6), kata dia, mengakui bahwa kualitas rumput laut di perairan pantai Pulau Lembata masih rendah, sehingga perlu dibangun laboratorium kultur jaringan untuk memperbaikinya.
Menteri Susi membandingkannya dengan kualitas rumput laut yang dikembangkan di Waingapu, Kabupaten Sumba Timur di Pulau Sumba.
"Kualitas rumput laut di Waingapu sangat bagus, karena ada laboratorium kultur jaringan, sehingga di Lembata juga perlu dibangun untuk memperbaiki kualitas rumput laut setempat," kata Bupati Lembata mengutip Menteri KKP Susi Pudjiastuti.
Ia menambahkan dengan adanya laboratorium tersebut, kualitas rumput laut yang dikembangkan dan dibudidaya oleh para petani nelayan Lembata bisa dapat ditingkatkan untuk meningkatkan taraf hidup kesejahteraan masyarakat setempat.
"Produksi rumput laut kita masih sedikit, hanya 270 ton setiap tahun, sehingga belum perlu ada pabrik pengolahannya seperti yang diinginkan masyarakat Lembata," ujarnya.
Selain membangun laboratorium kultur jaringan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP juga akan menyalurkan 400 unit kebun bibit rumput laut senilai Rp900 juta bagi para petani rumput laut di Lembata untuk memperbaiki kualitas rumput laut di daerah itu.
Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto mengatakan ada empat kawasan yang menjadi lokasi sasaran budidaya, serta bantuan sarana dan prasarana budidaya senilai Rp735 juta.
Bupati Lembata menambahkan dengan kehadiran Menteri Susi walaupun hanya satu malam di Lembata tetapi hal tersebut justru memberikan dampak positif bagi perkembangan Kelautan dan Perikanan di Lembata.
Dalam kunjungan ke Lembata saat itu, Menteri Susi juga berjanji akan membangun pendingin ikan (cold storage) serta stasiun Solar Packer Dealer Nelayan (SPDN) untuk membantu para nelayan Lembata yang dikenal dengan tradisi perburuan ikan paus tersebut.
Menteri Susi dalam Safari Baharinya di NTT selama kurang lebih satu minggu mengunjungi sejumlah wilayah di NTT seperti Labiuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat, Larantuka di Kabupaten Flores Timur, Lewoleba di Kabupaten Lembata serta Kota dan Kabupaten Kupang dengan KRI Untung Suropati.
Bupati Lembata Eliaser Yantje Sunur yang dihubungi Antara dari Kupang, Kamis, membenarkan rencana Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk membangun laboratorium kultur jaringan di Lembata untuk memperbaiki mutu rumput laut di perairan pantai setempat.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiatuti ketika berkunjung ke Lembata, Jumat (10/6), kata dia, mengakui bahwa kualitas rumput laut di perairan pantai Pulau Lembata masih rendah, sehingga perlu dibangun laboratorium kultur jaringan untuk memperbaikinya.
Menteri Susi membandingkannya dengan kualitas rumput laut yang dikembangkan di Waingapu, Kabupaten Sumba Timur di Pulau Sumba.
"Kualitas rumput laut di Waingapu sangat bagus, karena ada laboratorium kultur jaringan, sehingga di Lembata juga perlu dibangun untuk memperbaiki kualitas rumput laut setempat," kata Bupati Lembata mengutip Menteri KKP Susi Pudjiastuti.
Ia menambahkan dengan adanya laboratorium tersebut, kualitas rumput laut yang dikembangkan dan dibudidaya oleh para petani nelayan Lembata bisa dapat ditingkatkan untuk meningkatkan taraf hidup kesejahteraan masyarakat setempat.
"Produksi rumput laut kita masih sedikit, hanya 270 ton setiap tahun, sehingga belum perlu ada pabrik pengolahannya seperti yang diinginkan masyarakat Lembata," ujarnya.
Selain membangun laboratorium kultur jaringan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP juga akan menyalurkan 400 unit kebun bibit rumput laut senilai Rp900 juta bagi para petani rumput laut di Lembata untuk memperbaiki kualitas rumput laut di daerah itu.
Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto mengatakan ada empat kawasan yang menjadi lokasi sasaran budidaya, serta bantuan sarana dan prasarana budidaya senilai Rp735 juta.
Bupati Lembata menambahkan dengan kehadiran Menteri Susi walaupun hanya satu malam di Lembata tetapi hal tersebut justru memberikan dampak positif bagi perkembangan Kelautan dan Perikanan di Lembata.
Dalam kunjungan ke Lembata saat itu, Menteri Susi juga berjanji akan membangun pendingin ikan (cold storage) serta stasiun Solar Packer Dealer Nelayan (SPDN) untuk membantu para nelayan Lembata yang dikenal dengan tradisi perburuan ikan paus tersebut.
Menteri Susi dalam Safari Baharinya di NTT selama kurang lebih satu minggu mengunjungi sejumlah wilayah di NTT seperti Labiuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat, Larantuka di Kabupaten Flores Timur, Lewoleba di Kabupaten Lembata serta Kota dan Kabupaten Kupang dengan KRI Untung Suropati.
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016
Tags: