Jakarta (ANTARA News) - Kalangan dunia usaha menilai kebijakan impor bahan pangan yang dilakukan pemerintah masih bersifat jangka pendek dan belum menyelesaikan persoalan jangka panjang, karena itu harus juga diikuti pembenahan distribusi.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani, dalam keterangannya pers di Jakarta, Selasa mengatakan, kebijakan impor belum merupakan solusi untuk menurunkan harga, karena yang harus diperhatikan secara menyeluruh adalah jalur distribusi, supply chain, dan sistem regulasi yang berlaku.
"Kita harus menggunakan sistem perencanaan yang tidak bersifat adhoc atau sesaat. Kita harus mempunyai perencanaan jangka pendek, menengah, dan panjang serta skala prioritas. Saya yakin, kalau itu dilakukan semuanya bisa berjalan sesuai harapan," kata Rosan.
Ia optimistis kemajuan teknologi akan memudahkan pemerintah dan dunia usaha mengawasi proses produksi , pengiriman, penyimpanan , distribusi, dan penjualan produk dalam rangka memenuhi permintaan (supply chain) secara baik.
"Supply chain akan bisa diperpendek. Pasokan barang cukup. Tapi kendalanya, teman-teman di daerah selalu mengatakan, begitu harga di Jakarta bergejolak pasti di daerah akan ikut bergejolak," kata Rosan.
Kalangan dunia usaha nasional, lanjut Rosan, berkomitmen untuk membantu pemerintah menstabilkan harga pangan selama bulan Puasa hingga Lebaran.
Dunia usaha bersama pemerintah terus melakukan langkah-langkah terobosan untuk menjaga stabilitas harga pangan, khususnya komoditas daging ayam, daging sapi, beras, dan bawang merah.
Rosan secara tegas menyatakan akan menegor atau memperingatkan pengusaha yang spekulatif mengeruk keuntungan dengan memanfaatkan kenaikan permintaan pada momen Puasa hingga Lebaran.
"Memang tidak selalu seperti itu, sebab Kadin juga memantau pergerakan harga di seluruh provinsi. Namanya juga pengusaha, mendapatkan keuntungan adalah sesuatu yang wajar. Tapi kita tidak ingin mengambil keuntungan dari demand yang tinggi. Saat bulan suci ini kita cari pahala yang besar, membuat usaha kita semakin lebih baik, dan memberikan azas manfaat," kata Rosan.
Kadin: kebijakan impor harus diikuti pembenahan distribusi
14 Juni 2016 22:25 WIB
Ketua Umum KADIN, Rosan Perkasa Roeslani (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: