Banjir Tulungagung berangsur surut
14 Juni 2016 21:48 WIB
Banjir Tulungagung Warga menerobos genangan banjir di Tulungagung, Jawa Timur, Selasa (7/4). Banjir bandang yang menerjang empat wilayah di daerah tersebut menyebabkan aktivitas perekonomian di wilayah itu terganggu. (ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko) ()
Tulungagung (ANTARA News) - Banjir bandang yang merendam ratusan rumah di tiga desa Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, pada pulkul 21.00 WIB dilaporkan telah berangsur surut seiring telah berhentinya hujan di wilayah atas lereng Gunung Wilis.
"Kami masih terus pantau, tapi informasi dari perangkat maupun TRC (tim reaksi cepat) di lapangan katanya air sudah surut," kata Kabid Kedaruratan dan PMK Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tulungagung Nadlori Alwi di Kabupaten Tulungagung, Selasa.
Jalan raya Tulungagung-Kediri atau jalur lingkar barat Kota Tulungagung yang sempat tersendat karena genangan air setinggi lutut orang dewasa saat berita ini ditulis juga sudah normal.
Hanya beberapa titik pemukiman yang masih terendam karena lokasi yang berada area menyerupai ceruk sehingga air tidak bisa mengalir.
"Kami tetap melakukan kesiagaan mengantisipasi banjir susulan yang mungkin bisa terjadi lagi," tutur Samlan, warga Desa Babadan.
Masalanya, selain merendam ratusan rumah di Desa Babadan, Bungur serta Wukowiyono aliran banjir terus bergerak menuju kawasan pemukiman desa lain di sekitar Babadan, Bungur serta Sukowiyono.
Menurut Samlan, debit air Sungai Udu yang melampaui ambang batas normal hingga melewati ketinggian daratan menyebabkan banjir langsung menerjang kawasan pemukiman sekitarnya.
"Malam ini warga di sekitar Cuwiri, Kecamatan Kauman juga mengeluhkan banjir yang menggenang pemukiman mereka sejak sore," tutur Rozak, warga Tulungagung mengabarkan.
Kendati cukup parah, pihak BPBD sejauh ini belum melakukan langkah kedaruratan di Desa Babadan dan sekitarnya dengan alasan fokus pada bencana puting beliung di Desa Tulungrejo, Kecamatan Karangrejo.
Hanya warga dibantu aparat kepolisian terlihat bersiaga mengawasi arus lalu lintas sembari memantau perkembangan situasi di lapangan.
"Kami masih terus pantau, tapi informasi dari perangkat maupun TRC (tim reaksi cepat) di lapangan katanya air sudah surut," kata Kabid Kedaruratan dan PMK Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tulungagung Nadlori Alwi di Kabupaten Tulungagung, Selasa.
Jalan raya Tulungagung-Kediri atau jalur lingkar barat Kota Tulungagung yang sempat tersendat karena genangan air setinggi lutut orang dewasa saat berita ini ditulis juga sudah normal.
Hanya beberapa titik pemukiman yang masih terendam karena lokasi yang berada area menyerupai ceruk sehingga air tidak bisa mengalir.
"Kami tetap melakukan kesiagaan mengantisipasi banjir susulan yang mungkin bisa terjadi lagi," tutur Samlan, warga Desa Babadan.
Masalanya, selain merendam ratusan rumah di Desa Babadan, Bungur serta Wukowiyono aliran banjir terus bergerak menuju kawasan pemukiman desa lain di sekitar Babadan, Bungur serta Sukowiyono.
Menurut Samlan, debit air Sungai Udu yang melampaui ambang batas normal hingga melewati ketinggian daratan menyebabkan banjir langsung menerjang kawasan pemukiman sekitarnya.
"Malam ini warga di sekitar Cuwiri, Kecamatan Kauman juga mengeluhkan banjir yang menggenang pemukiman mereka sejak sore," tutur Rozak, warga Tulungagung mengabarkan.
Kendati cukup parah, pihak BPBD sejauh ini belum melakukan langkah kedaruratan di Desa Babadan dan sekitarnya dengan alasan fokus pada bencana puting beliung di Desa Tulungrejo, Kecamatan Karangrejo.
Hanya warga dibantu aparat kepolisian terlihat bersiaga mengawasi arus lalu lintas sembari memantau perkembangan situasi di lapangan.
Pewarta: Destyan Handri Sujarwoko
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: