Risma temui istri Bung Tomo soal BCG
13 Juni 2016 19:34 WIB
Kampung Wisata Gang Dolly. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menuliskan pesan pada dinding di Gang Dolly saat peresmian daerah tersebut menjadi kampung wisata, di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (21/2/2016). Kawasan yang dulu dikenal sebagai daerah lokalisasi prostitusi terbesar di Asia Tenggara tersebut resmi menjadi kampung wisata yang memiliki beragam wahana wisata mulai dari Kampung Bermain, Kampung Hijau, Kampung Seni, Kampung Oleh-oleh dan Kampung Kuliner. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Surabaya (ANTARA News) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menemui istri almarhum Pahlawan Nasional Bung Tomo Sulistina Sutomo guna membicarakan persoalan bangunan cagar budaya (BCG) berupa rumah radio perjuangan Bung Tomo di Jalan Mawar Surabaya yang kini rata dengan tanah.
"Pertemuan sekitar 1 jam lebih. Saya juga mendampingi ibu (Sulistina Sutomo) menerima bu wali kota dan pejabat pemkot lainnya. Bu wali kota menyampaikan soal pemugaran rumah eks radio perjuangan Bung Tomo di Surabaya, dan upaya pemkot menyikapi masalah ini," kata putra Bung Tomo, Bambang Sulistomo saat dihubungi wartawan di Surabaya, Senin.
Bambang mengatakan Risma mendatangi kediaman Sulistina Sutomo di Perumahan Kota Wisata, Cibubur, Senin ini sekitar pukul 13.00 WIB. kedatangan Risma disertai Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surabaya Wiwiek Widayati,serta Kabag Humas Pemkot Surabaya Muhamad Fikser.
Kendati Risma datang menjelaskan masalah yang terjadi pada rumah eks studio radio perjuangan Bung Tomo, Bambang mengaku jika sebelumnya dirinya sudah menceritakan ke ibunya, Sulistina Sutomo. Cerita Bambang ini disampaikan setelah dia ikut menemui wali kota, Kamis (9/6) lalu.
"Ibu (Sulistina) prihatin. Ibu berpesan ke wali kota supaya semua cagar budaya di Surabaya dijaga. Banyak orang yang dulunya tidak ikut berjuang sekarang ikut bersuara terkait rusaknya bangunan cagar budaya," ujarnya.
Intinya, kata Bambang, kedatangan Risma untuk menjelaskan bahwa pemkot tidak diam menyikapi hancur dan ratanya dengan tanah rumah eks studio radio perjuangan Bung Tomo.
Keberadaan sosok Risma yang langsung turun tangan ditengarai ada kaitannya dengan kabar yang menyebut rencana Aksi Rakyat Surabaya Menggugat, bersamaan pelaksanaan UN Habitat pada Juli 2016.
Sebagaimana informasi yang diperoleh, aksi akan dilakukan di beberapa titik, mulai kawasan Bundaran Aloha, Buduran Sidoarjo yang menjadi akses keluar Bandara Internasional Juanda, pintu masuk Kota Surabaya di Bundaran Waru, di Bundaran Dolog, depan Grahadi dan beberapa titik lain dalam kota.
Aksi yang melibatkan banyak elemen masyarakat itu infonya untuk menunjukkan ke mata dunia melalui peserta UN Habitat dari sekitar 159 negara. Pesan yang disampaikan pelbagai problem kota, termasuk perusakan rumah eks studio radio perjuangan Bung Tomo.
Sementara itu, Kabag Humas Pemkot Surabaya Muhamad Fikser menjelaskan, kedatangan Risma sebatas silahturahmi. "Ketika Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS), ibu Sulistina Sutomo berhalangan hadir ketika diundang. Nah, ini ibu wali kota datang juga untuk menyerahkan prasasti Surabaya," kata Fikser.
Mantan camat Sukolilo ini membantah tidak ada obrolan seputar rumah eks radio perjuangan Bung Tomo di Jalan Mawar Surabaya yang kini rata dengan tanah.
"Pertemuan sekitar 1 jam lebih. Saya juga mendampingi ibu (Sulistina Sutomo) menerima bu wali kota dan pejabat pemkot lainnya. Bu wali kota menyampaikan soal pemugaran rumah eks radio perjuangan Bung Tomo di Surabaya, dan upaya pemkot menyikapi masalah ini," kata putra Bung Tomo, Bambang Sulistomo saat dihubungi wartawan di Surabaya, Senin.
Bambang mengatakan Risma mendatangi kediaman Sulistina Sutomo di Perumahan Kota Wisata, Cibubur, Senin ini sekitar pukul 13.00 WIB. kedatangan Risma disertai Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surabaya Wiwiek Widayati,serta Kabag Humas Pemkot Surabaya Muhamad Fikser.
Kendati Risma datang menjelaskan masalah yang terjadi pada rumah eks studio radio perjuangan Bung Tomo, Bambang mengaku jika sebelumnya dirinya sudah menceritakan ke ibunya, Sulistina Sutomo. Cerita Bambang ini disampaikan setelah dia ikut menemui wali kota, Kamis (9/6) lalu.
"Ibu (Sulistina) prihatin. Ibu berpesan ke wali kota supaya semua cagar budaya di Surabaya dijaga. Banyak orang yang dulunya tidak ikut berjuang sekarang ikut bersuara terkait rusaknya bangunan cagar budaya," ujarnya.
Intinya, kata Bambang, kedatangan Risma untuk menjelaskan bahwa pemkot tidak diam menyikapi hancur dan ratanya dengan tanah rumah eks studio radio perjuangan Bung Tomo.
Keberadaan sosok Risma yang langsung turun tangan ditengarai ada kaitannya dengan kabar yang menyebut rencana Aksi Rakyat Surabaya Menggugat, bersamaan pelaksanaan UN Habitat pada Juli 2016.
Sebagaimana informasi yang diperoleh, aksi akan dilakukan di beberapa titik, mulai kawasan Bundaran Aloha, Buduran Sidoarjo yang menjadi akses keluar Bandara Internasional Juanda, pintu masuk Kota Surabaya di Bundaran Waru, di Bundaran Dolog, depan Grahadi dan beberapa titik lain dalam kota.
Aksi yang melibatkan banyak elemen masyarakat itu infonya untuk menunjukkan ke mata dunia melalui peserta UN Habitat dari sekitar 159 negara. Pesan yang disampaikan pelbagai problem kota, termasuk perusakan rumah eks studio radio perjuangan Bung Tomo.
Sementara itu, Kabag Humas Pemkot Surabaya Muhamad Fikser menjelaskan, kedatangan Risma sebatas silahturahmi. "Ketika Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS), ibu Sulistina Sutomo berhalangan hadir ketika diundang. Nah, ini ibu wali kota datang juga untuk menyerahkan prasasti Surabaya," kata Fikser.
Mantan camat Sukolilo ini membantah tidak ada obrolan seputar rumah eks radio perjuangan Bung Tomo di Jalan Mawar Surabaya yang kini rata dengan tanah.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016
Tags: