"Dengan kunjungan ini yang mulia bisa menyaksikan dari dekat keadaan di Timur Tengah. Dalam kunjungan nanti akan bertemu dengan parlemen Iran yang baru. Ini menjadi semangat kedua Parlemen yang menjadi dorongan baru bagi hubungan kedua negara," ujar Duta Besar Iran untuk Indonesia, Valiollah Mohammadi, di Jakarta, Senin.
Dia juga berharap pertemuan kedua parlemen nantinya dapat berujung peningkatkan kerjasama antara lain di bidang industri, ilmu pengetahuan, perdagangan dan infrastruktur.
"Kunci utama dalam hubungan kedua negara adalah interaksi karena banyak hal yang masih belum dikenal masing-masing negara," kata dia.
Dalam kesempatan itu, Hasan menerima undangan dari Iran dan akan memutuskan waktu yang tepat berkunjung ke parlemen Iran.
"Kami mendukung penuh hubungan kedua negara. Parlemen kita juga sering berkunjung ke Iran," kata dia. Mohammadi mengatakan, sekalipun Iran mendapat hambatan dari negara-negara Barat, namun tak berarti kemajuan negara ikut terhambat.
Terlebih, setelah negara itu mengikuti kesepakatan G 15, negara-negara Barat mulai mencabut sanksi-sanksi terhadap Iran.
"Tapi meski mendapat hambatan, tidak dapat mencegah kemajuan negara kami. Semoga kunjungan ke Teheran nanti dapat berpengaruh pada hubungan Iran dan Indonesia," kata Mohammadi.
"Tapi meski mendapat hambatan, tidak dapat mencegah kemajuan negara kami. Semoga kunjungan ke Teheran nanti dapat berpengaruh pada hubungan Iran dan Indonesia," kata Mohammadi.