Polisi cari pembunuh gadis penjaga warung bubur neneknya
Ilustrasi. Aksi Stop Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan. Aktivis yang tergabung dalam Komite Aksi Perempuan menyalakan lilin saat aksi " #SOS (Save Our Sister) : Bunyikan Tanda Bahaya ! menyatakan Indonesia Darurat Kekerasan Seksual" di Jakarta, Rabu (4/5/2016). Mereka menuntut pemerintah dan kepolisian untuk bersikap tegas dalam menangani kasus perkosaan dan pembunuhan YY, memberikan layanan pendampingan hukum dan pemulihan baik psikis maupun sosial bagi keluarga YY, dan segera mengesahkan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
"Untuk mengungkap kasus yang menewaskan gadis yang diketahui bernama Anggisti Destiana warga Kampung Sungapan RT 17/04, Desa/Kecamatan Kadudampit kami terus mencari informasi dan mengumpulkan barang bukti," kata Kapolres Sukabumi Kota, AKBP Rustam Mansur di Sukabumi, Minggu.
Menurutnya, keenam orang saksi tersebut merupakan tetangga dan rekan korban, serta keluarganya. Selain itu, dari hasil otopsi jasad korban yang selama ini menjadi penjaga warung bubur milik neneknya itu, kematiannya disebabkan oleh kekerasan.
Di beberapa bagian tubuh korban seperti kepala, muka dan leher terdapat luka lebam dan lecet. Namun, apakah korban diperkosa atau tidak, pihaknya masih melakukan uji laboratorium.
Pihak kepolisian juga terus mengembangkan kasus ini dan kembali datang ke TKP dugaan pembunuhan untuk mencari barang bukti lainnya. Dari hasil olah TKP ternyata ada beberapa barang yang hilang yang kemungkinan dicuri oleh si pelaku.
"Kami terus berupaya mencari jejak si pelaku dan berharap kasus ini bisa terungkap serta mencari tahu motif pembunuhan tersebut," tambah Rustam.
Sementara, nenak korban, Sukimah alias Imah mengatakan cucunya tersebut sudah lama tinggal bersama dirinya dan kesehariannya menjaga warung bubur. Ia juga dikenal orangnya cukup ramah dan almarhumah tidak pernah punya musuh.
"Rencananya jasad cucu saya akan dikebumikan di Dusun 07, Desa Pelindung Jaya, Kecamatan Gunungpelindung, Lampung Timur karena kedua orang tuanya tinggal di daerah itu," katanya.
Pewarta: Aditya A Rohman
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016